there’s something about geometry + architecture

March 23, 2011

Indah Diukur dengan Geometri, Betulkah?

Filed under: classical aesthetics — stellanindya @ 14:46
Tags: ,

Geometri merupakan ilmu pengukuran terhadap bumi dan ruangnya. Ketika dipikir-pikir, apakah guna Geometri dalam Arsitektur itu? Mengapa kita perlu mempelajarinya?

“Architecture has some of the strongest educational ties to geometric organization because of the necessity for order and efficiency in construction, and the desire to create aesthetically pleasing structures” (Kimberly Elam, 2001: 101)

Elam mengungkapkan bahwa arsitektur mempunyai hubungan erat dengan geometri. Salah satu yang menghubungkan adalah nilai estetika. Hal ini terbukti dari adanya jasa arsitek rumah, arsitek bangunan, dsb. Darimanakah nilai estetis itu diukur? Karya arsitektur dibatasi oleh aturan-aturan geometri yang ada, sehingga bentuk menjadi terikat. Aturan geometri yang paling populer adalah Golden Section.

for without symmetry and proportion, no temple can have a regular plan” (Vitruvius, 1960)

Vitruvius berkata untuk membuat kuil diperlukan rasio dan proporsi ukuran yang tepat. Sebenarnya hal ini membuat keterbatasan dalam hal desain dan ide bentuk kuil. Apakah geometri seperti ini bukan justru untuk membelenggu kreativitas perancang? Suatu bangunan dikatakan indah jika rasio dan proporsi ukuran sesuai dengan kaidah yang berlaku. Barulah estetik. Dengan aturan seperti itu, para arsitek jaman itu memiliki keterbatasan ide kreatifitas mereka. Yang seharusnya bisa merancang apa, ternyata hanya bisa apa. Namun, hal tersebut yang menjadi patokan keindahan mereka. Yang sesuai proporsi dan rasio, itulah yang indah.

Namun, akankah semua bangunan diukur secara geometri untuk mendapatkan estetika tersebut? Apakah hal itu berlaku sampai sekarang secara sadar maupun tidak sadar?

5 Comments »

  1. menurut saya, geometri adalah salah satu cara proses desain yang tujuannya adalah menyampaikan ide atas apa yang dirancang. geometri juga sebagai cara mengobjektifkan penilaian estetika yang subjektif. bukan berarti bahwa semua yang terukur dengan kesempurnaan golden section menjadi satu-satunya parameter estetik atau tidaknya suatu karya, tapi sekali lagi adalah salah satu cara saja untuk mencapai estetik. geometri menjadi erat kaitannya dengan arsitektur karena harus kembali pada dasarnya bahwa arsitektur secara kasat mata dapat diukur dan dapat dirasakan pula keberadaannya, artinya arsitektur adalah sesuatu yang nyata, maka itu geometri yang dikenal dengan ilmu pengukuran terhadap bumi dan ruangnya menjadi sangat erat, karena bagaimanapun bentukan dari arsitektur tersebut akan mempengaruhi sifat keruangan yang terintervensi.

    Comment by triwahyuni89 — March 23, 2011 @ 21:56

  2. hmmm…bahasan yang cukup menarik. menurut saya, geometri adalah cara melihat dalam arsitektur. geometri sebagai alat untuk mendefinisikan sesuatu dalam arsitektur, baik itu hal dua dimensi atau pun tiga dimensi. saya sepakat bahwa pada masa itu yang terkenal dari geometri adalah golden section,sehingga para arsitek pada masa itu menjadikan acuan untuk mencapai sebuah kesempurnaan desain. namun saat ini, kita harus melihat secara konteks dan tidak dapat membantahkan bahwa geometri jauh lebih dari itu. geometri bahkan tanpa batas ketika disandingkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan sekarang dan hal itu dapat menjadi salah satu refereni kita untuk menemukan metode-metode baru dalam mendesain.Perkembangan geometri saat ini bisa digunakan untuk proses perancangan arsitektur yaitu Practical Geometry, Axiomatic Geometry, Geometric Construction, Numbers in Geometry, Geometry of Position, Geometry beyond Euclid, Symmetry, Modern Geometry.

    Comment by miktha24 — March 25, 2011 @ 08:20

  3. Iya, pada masa itu memang perhitungan matematislah yang menentukan keindahan. “for without symmetry and proportion, no temple can have a regular plan”, yak, di sini Vitruvius membuat klasifikasi temple, jadi menurut Vitruvius, keindahan itu bisa ditentukan dengan logika. Tapi kita sendiri pun tanpa sadar selalu memperhitungkan proporsi dalam membuat desain atau menilai desain yang kita lihat, dan kita pun sering menyebut sesuatu yang menurut kita ‘tidak proporsional’ itu sebagau sesuatu yang ‘ugly’.

    Jadi, kalau ditanya “Apakah hal itu berlaku sampai sekarang secara sadar maupun tidak sadar?”, saya bilang sih iya. 😀

    Comment by Prillia Indranila — March 25, 2011 @ 21:09

  4. saya setuju keindahan dapat dihasilkan dengan geometri, setidaknya salah satu cara dalam mendapatkan keindahan, karena keindahan adalah sebuah perhitungan baik secara sadar ataupun tidak..mengenai golden ratio,
    hmm…ada yang punya sumber yang dapat dipercaya yang mengatakan bahwa bangunan klasik dirancang mengikuti golden ratio? Yang saya temukan sejauh ini hanya mengatakan bangunan tersebut cocok dengan perhitungan golden ratio…bukan dirancang dengan mengikuti kaidah golden ratio…

    Comment by adefadli14 — March 25, 2011 @ 22:02

  5. setuju banget, arsitektur salah satu, atau dapat di katakan sebagai pintu utama transformasi budaya ke teknologi, sebagai ilmu perencanaan harus ada ukuran-ukuran yang di pakai, hemat saya dalam arsitektur keindahan harus dapat di ukur, itulah kesempurnaan sebuah desain. Pada tahap awal desain memang pendekatan geometri hanya berupa ide dan feeling, pada tahapan gambar kerja harus dapat di jabarkan secara terukur

    Comment by achmad ramali — January 10, 2013 @ 08:56


RSS feed for comments on this post.

Leave a comment