there’s something about geometry + architecture

March 26, 2014

Pola grid di Jakarta??

Filed under: Uncategorized — mellasetyowati @ 17:36

Saya tertarik dengan mata kuliah kemarin yang menjelaskan tentang pola-pola grid pada penataan kota besar seperti eropa dan amerika. Saya mencoba melihat peta jakarta, apakah jakarta juga menggunakan pola tersebut? Ketika melihat peta jakarta saat ini tidak nampak pola grid dalam penataan kotanya. Namun ternyata sebelum ini jakarta pernah merasakan penataan kota dengan pola grid lohh. Yaitu pada masa penjajahan belanda. Pada saat itu belanda melakukan banyak perubahan di infrastruktur jakarta seperti penataan pelabuhan, benteng militer, pusat pemerintahan, pemukiman dll. Kota Batavia atau sekarang disebut Jakarta dibagi menjadi kastil, pusat kota dan kota di luar tembok pertahanan. Bangunan kota dibagi menjadi beberapa blok yang dibatasi oleh jalan dan parit. Batas-batas tersebut ditata paralel kiri dan kanan dan saling berpotongan satu sama lainnya sehingga membentuk sudut siku-siku (pola grid). Pada saat itu daerah eropa marak menggunakan pola grid-grid untuk menata kotanya. Pola penataan kota seperti ini dianggap sebagai suatu perencanaan kota yang sudah maju karena pola seperti ini dianggap pola yang efisien dalam pengolahan lingkungan.

 Image

Ketika berkiblat pada negara yang sudah maju pola seperti ini menghasilkan pola pergerakan yang lebih nyaman, pergerakan bisnis dan transportasi yang lebih cepat dan efisien. Namun, kenapa di jakarta pola grid seperti ini berubah?

Perubahan ini didasari semakin lama penduduk di jakarta semakin banyak akibat tekanan urbanisasi. Pembangunan semakin tidak terkendali, baik pembangunan pemukiman maupun gedung pecakar langit. Lambat laun terjadi perubahan kota yang tidak teratur. Perubahan pola seperti ini membuat kota jakarta semakin semerawut.

 Image

Ketika melihat pola grid pada gambar pertama terlihat peta jakarta menjadi lebih rapih dibandingkan dengan peta kedua yang memperlihatkan betapa tidak teraturnya kota kita. Namun, ketika melihat peta berarti kita melihat layaknya dari atas langit. pola pikir yang seperti ini menggunakan pola top-down dan kurang melibatkan unsur-unsur masyarakat sebagai pelaku ruang bottom-up. Sehingga ketika pola grid sukses diaplikasikan di negara eropa namun kadangkala tidak tepat dengan situasi lokal di kota kita.

Sehingga saya berpendapat pola grid tidak dapat mengatasi permasalahan urban di jakarta. Sebaiknya penataan kota di jakarta lebih diseimbangkan dengan perilaku pengguna. Seperti kebiasaan masyarakat ibukota yang sering menggunakan kendaraan pribadi. Sehingga nantinya susunan kota kita bisa sejalan dan dapat mengatasi permasalahan seperti kemacetan.

sumber : jakarta.kompasiana.com