Melihat sebuah game sebagai interaksi fisik yang disimulasikan kedalam sebuah ruang virtual yang dicerap secara aktif oleh pemain, saya tertarik dengan proses simulasi yang terkait sebagai sebuah penghubung antara ruang fisik dengan ruang virtual. Karena tidak semua game memiliki tingkat interaksi yang intens, maka pada kesempatan kali ini saya akan membahas game yang menggunakan Real-Time Control sebagai sistem movement di dalam game yang saya bahas. Secara garis besar, interaksi dalam sebuah game dapat dilihat dengan grafik sebagai berikut.
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa game sebagai sebuah simulated space dapat juga dilihat sebagai sebuah extension of senses yang sangat berperan dalam proses interaksi antara pemain dengan game yang dimainkan. Terkait dengan hal tersebut dan materi yang telah disampaikan pada kelas geometri, saya melihat lebih dalam tentang bagaimana simulated space itu terbentuk, bagaimana ruang tersebut dilihat oleh mata, dan adakah komposisi atau proporsi yang sengaja diatur di dalam ruang tersebut terkait dengan sensasi estetik yang kita rasakan.
LINE Cookie Run, merupakan salah satu side scrolling game (dimana game pada umumnya selalu bergerak dari kiri ke kanan dan ditampilkan dari side view camera) yang menggunakan sistem Real-Time Control yang mana pemain dapat melakukan gerakan melompat atau meluncur untuk melewati rintangan dan memperoleh nilai dengan mengambil object berupa jelly yang semuanya tergantung kepada pemain. Avatar (karakter yang digunakan dalam permainan yang menjadi fokus pemain) terlihat bergerak secara aktif berlari, meluncur, ataupun melompat dari arah kiri ke kanan sebagai ilusi yang muncul dari pergerakan latar dari arah sebaliknya sehingga sebenarnya posisi dari avatar tidak bergerak searah sumbu X dan selalu berada di tempat yang sama ketika kita melihat ke media bermain kita (handphone atau tablet). Tidak terpengaruh dari avatar yang digunakan ataupun latar yang terus berubah, ada proporsi yang selalu dipertahankan dalam komposisi simulated space seperti yang terlihat dari grafik berikut.
Dapat dilihat semua avatar terletak pada koordinat sumbu X yang sama (mengaju pada koordinat Cartesian) dan hanya berpindah pindah dalam sumbu Y dalam waktu yang sangat temporer dan kembali ke posisi semulanya. Dari sini muncul pertanyaan “Apakah memang ada komposisi atau proporsi yang dipertahankan?”. Sehingga saya lakukan pemeriksaan komposisi dari gambar cuplikan yang diambil dari handphone yang saya gunakan tanpa mengubah ukurannya.
Dengan menggunakan Golden Spiral sebagai salah satu media untuk mengatur proporsi dan komposisi di dalam sebuah bidang planar, ternyata proporsi avatar terhadap keseluruhan simulated space di dalam LINE cookie run memang teratur berdasarkan salah satu teori tentang proporsi yang seringkali kita dengar. Seperti halnya nature dalam ruang fisik, ternyata simulated space juga memiliki rasio yang sama. Sehingga manusia sebagai pengguna ruang tersebut dapat merasakan sensasi estetik yang sama ketika melihat.
Referensi:
Game Feel : A Game Designer’s Guide to Virtual Senasation
memang benar sih, pergerakan dari karakter cookie run membentuk golden section, tapi apakan selain golden section, arena, character, atau setting game dari cookie run membentuk / searah dengan teori geometri lain selain golden ratio?
kayaknya sih ada…. misalnya,
1. hampir semua set dari cookie run adalah lingkaran
2. set dari cookie run dapat membentuk grid?(mungkin)
3. penempatan obstacles, coin, dan jelly pada settingnya sudah diatur membentuk irama tertentu, bukan cuma sebagai challange dari game….
Comment by Adriansyah Harry — March 30, 2014 @ 15:23
Terima kasih komentarnya untuk teori geometri yang terkait dengan proporsi dan komposisi seperti grid, rule of third, triangle, golden square sudah saya coba terapkan kedalam komposisi game ini (Tidak semuanya cocok karena memang sangat banyak cara menyusun sebuah komposisi). Hanya saja memang lebih fokus kepada extension of senses dari avatar yang pemain gunakan. Untuk komentarnya akan saya jadikan bahan pemikiran lebih lanjut terkait dengan ruang virtual yang sedang saya pelajari.
Comment by fariz hirzan — March 30, 2014 @ 16:02