there’s something about geometry + architecture

April 1, 2014

Vitruvius, Awal dari Arsitektur sebagai Sains Subjektif

Filed under: Uncategorized — sriwulandariarsui2010 @ 23:16
Gambar 1. Arsitektur sebagai sebuah pemikiran individu ditinjau dari arsitektur sebagai sebuah disiplin ilmu

Gambar 1. Arsitektur sebagai sebuah pemikiran individu ditinjau dari arsitektur sebagai sebuah disiplin ilmu

Sains, diartikan sebagai padanan kata yang mewakili arti ilmu pengetahuan; di serap ke dalam bahasa Indonesia berdasarkan ejaan inggris science. Bochenski mengatakan bahwasanya kata sains memiliki dua makna berbeda yang terkoordinasi, yakni sains secara subjektif dan sains secara objektif. Sains secara subjektif, diartikan sebagai sebuah pengetahuan sistematik; yang mana orang yang mempelajari suatu ilmu pengetahuan, dapat mengembangkan ilmu yang dimilikinya dan mengaitkannya dengan disiplin ilmu pengetahuan lain. Misalnya, sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan seseorang dikatakan sebagai ilmu pengetahuan karena proses dalam penilitiannya didasari dan dikaitkan dengan sebuah kajian komprehensif yang ia kembangkan berdasarkan pemikiran dalam arti yang subjektif. Sedangkan sains secara objektif diartikan sebagai sebuah struktur proporsi objektif; yang mana lebih ditekankan pada sebuah entitas sosial sebuah ilmu yang memuat sejumlah pengetahuan dari beberapa orang tanpa diketahui sumbangsih proporsi individu dalam ilmu tersebut.

Arsitektur sebagai sebuah sains, menekankan arsitektur sebagai sebuah disiplin ilmu. Sejak tahun tulisan Vitruvius – Ten Book of Architecture di terbitkan, banyak individu yang terinpirasi menjadikan buku tersebut sebagai sebuah dasar ilmu pengetahuan dalam berarsitektur. Padahal jika kita telisik lebih jauh, maka tidak sepenuhnya begitu. “In all matters, particularly in architecture, there are these two poins; the thing signified, and that which gives it singnificance” (Vitruvius – Morgan, 1960). Ya, persetujuan saya adalah bagaimana Vitruvius mendidik para calon arsitek dimasa itu, maka tulisannya adalah ilmu pengetahuan. Akan tetapi saya berpendapat bahwa kurang tepat rasanya apabila seseorang menjadikan tulisan Vitruvius untuk mempelajari arsitektur sebagai sebuah disiplin ilmu. Karena, dalam beberapa kesempatan Vitruvius lebih menjelaskan bagaimaina seharusnya calon arsitek belajar membuat sesuatu, bukan bagaimana seharusnya arsitektur itu dapat dikembangkan dan di pelajari. Sebagai contoh, dalam bukunya ia mengatakan bahwa “The Architect should be equipped with knowledge in many branches and varied kind of learning, for it is by his judgement that all work done by the other art is put to test” dan “It follow, therefore the architect who have aimed at acquiring manual skill without scholarship have never been able to reach a position of authority to correspond to their pains,…” atau pun “As for philosophy its make an architect high-minded and not self-assuming, but rather renders him courteous, just, and honest without avariciousness”; dan bukan lah sebuah uraian yang menjelaskan apa itu arsitektur sejak saat buku tersebut dibuat mukadimahnya. Yang mana dari kesemuanya itu dapat kita simpulkan bahwasanya tulisan Vitruvius tersebut adalah pembahasan yang sangat ditekankan kepada bagaimana seseorang bertambah dan berkembang pemikirannya. Dalam kata lain, Vitruvius dalam bukunya Ten Book of Architecture menjelaskan arsitektur sebagai ilmu pengetahuan subjektif dan bukanlah penjabaran tentang arsitektur sebagai ilmu pengetahuan objektif.

Referensi:
-Bochenski, J.M., The Methods for Contemporary Thought, New York & Evanstone: Harper Torchbooks, 1968, hal. 10-11
-Vitruvius, Ten Book of Architecture – Tranlated by Morris Hicky Morgan, General Publishing Company, 1960
-Yudo Harjoko, Triatno., Panduan Meneliti dan Menulis Ilmiah, Departemen Arsitektur Universitas Indonesia, 2005, hal. 4-5

Leave a Comment »

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment