Pada permainan, berbagai macam tetromino yang terdiri dari empat balok akan jatuh. Tujuan dari permainan ini adalah dengan memanipulasi tetromino yang jatuh, dengan mengerakannya ke samping atau memutarnya, sehingga akan terbentuk garis horizontal tanpa celah, ketika sudah terbentuk, tetromino tersebut akan menghilang, sehingga tetromino diatasnya akan terjatuh. Ketika permainan berlanjut, tetromino tersebut akan jatuh lebih cepat. Permainan akan berakhir apabila tetromino berikutnya terhalang sehingga tidak bisa masuk. (www.wikipedia.org)
Jika menilik kembali ke masa lalu, permainan masa kecil menjadi salah satu memori yang tidak terlupakan. Anak-anak seusia kita, sekitar belasan tahun lalu sudah cukup senang ketika bisa dimanja hanya oleh sebuah mainan genggam yang bahkan layarnya belum berwarna. Foto diatas mengingatkan kita tentang bagaimana serunya menghabiskan waktu di depan TV sambil sibuk memencet tombol-tombol handheld game. Kita fokus untuk menata brick-brick yang jatuh secara bergantian, memutar-mutar brick untuk menemukan posisi yang paling sesuai sekaligus mengambil nafas dalam-dalam karena deg-degan atas keterbatasan waktu, sampai tiba-tiba kesal karena kadang brick-brick yang kita paksa untuk turun lebih cepat akhirnya tidak jatuh ke tujuan awal. Sebagian dari kita semestinya familiar dengan fitur mainan utama pada handheld game yang sangat populer sejak awal tahun 1985, yaitu tetris. Tetris ditemukan oleh Alexey Pajitnov. Tetris menjadi sebuah games yang sangat dan dianggap sebagai permainan terbaik sepanjang masa. Ketika dulu tetris bisa dinikmati melalui permainan di handheld game, kini tetris pun dapat dimainkan di komputer, handphone, sampai IPad. Pada awal kemunculannya, bentuk tetris hanya terdiri dari beberapa bentuk tetromino dengan warna hitam putih saja. Sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi, tetris kini sudah memiliki beragam kemasan dan bentuk permainan. Ketika saya mencoba googling kata “tetris”, yang muncul pada tampilan layar komputer saya adalah sebagai berikut
Dari gambar diatas kita dapat melihat perkembangan tetris sebagai permainan sepanjang masa yang sangat kuat dengan karakter bentuk-bentuk geometris yang tersusun rapi dan membentuk komposisi baru tanpa celah. Meskipun terkesan sederhana, permainan taktik penumpukan pola tetromino lah yang kemudian membuat orang-orang ketagihan untuk memainkan tetris.
Saya penasaran mengenai hubungan tetris dan arsitektur. Kemudian saya mencoba memasukkan keyword “tetris architecture” dan yang muncul pada tampilan layar komputer saya adalah sebagai berikut
Dari foto diatas kita dapat melihat bahwa memang banyak bangunan dan furniture yang menggunakan konsep dasar tetris sebagai ide desain. Dari berbagai macam desain bangunan dan furniture tersebut, saya tertarik dengan sebuah bangunan flat “VM House” di Copenhagen yang didesain oleh Bjarke Ingels dan Julien De Smedt. Sesuai dengan ide “tetris”, bangunan flat ini terdiri atas berbagai macam komposisi dari brick-brick yang disusun sehingga bangunan terlihat solid tanpa celah namun terlihat indah karena paduan tetromino yang saling bertumpuk dan tersusun dari beragam warna. Bentuk elemen bangunan yang serupa dengan tetromino pada tetris tidak diulang lebih dari duabelas kali sehingga keunikan dan ciri khas tetris yang memiliki komposisi acak namun tanpa celah semakin terlihat menonjol pada bangunan.
Berikut elemen-elemen bentuk pada flat tersebut yang identik dengan bentuk-bentuk brick atau tetromino pada tetris
Melihat pola perkembangan tetris yang kemudian juga diaplikasikan dalam dunia arsitektur, saya semakin melihat bahwa ternyata dalam beberapa pembentukan desain arsitektur terdapat unsur-unsur geometri yang sudah lebih dahulu dikenal dan dengan berbagai macam pendekatan bentuk geometri yang berbeda-beda. Tetris, sebuah permainan sederhana yang fenomenal dan dianggap sebagai permainan sepanjang masa pun menjadi ide sebuah karya arsitektur sehingga menciptakan ruang-ruang yang memiliki beragam komposisi dan warna. Karya arsitektur tersebut berangkat dari sebuah permainan di layar dua dimensi, ditransformasikan dalam bentuk tiga dimensi dan menjadi ruang gerak bagi manusia yang beraktivitas di dalamnya. Menakjubkan!
Sumber Pustaka
http://inilah-rusia.blogspot.com/2012/03/tetris.html “Tetris”, 28 Maret 2012
http://it.toolbox.com/blogs/composite-apps/the-tetris-architecture-pattern-12911 “The Tetris Architecture Pattern”, 13 N0vember 2006
http://www.faconnable.com/en/corporate/blogs/tetris-architecture/ “Tetris Architecture”, 30 Januari 2011
http://bldgblog.blogspot.com/2006/07/architectural-tetris.html “Architectural Tetris”, 12 Juli 2006