there’s something about geometry + architecture

May 30, 2015

Geometri of the City in Marvel’s Comic

Filed under: ideal cities — rezqivebra @ 15:15
Tags: ,

Semua orang pas pernah membaca komik buatan Marvel. pada umumnya semua komik marvel menggunakan latar belakang kota yang sebenarnya sudah ada di Amerika. Setiap superhero buatan Marvel Comic erat kaitannya dengan kota yang melahirkan mereka. Dan kota yang paling banyak melahirkan Super Hero dan Penjahat dalam Komik Marvel adalah New York. New York menjadi gambaran umum kota-kota yang ada pada komik marvel dengan penggambaran yang sedikit berbeda tergantung kisah dari super hero tersebut.  

Peta kota Manhattan yang terdapat dalam ‘Official Handbook to the Marvel Universe’

Marvel Comics memiliki acuan dasar pembuatan kota terhadap Manhattan, khususnya hamparan real estate di utara Chelsea dan selatan Harlem yang penuh grid. Kota di komik lainnya mengambil bentuk pola dasar Manhattan, seperti ibukota DC Comics Gotham dan Metropolis. kota ini pada umumnya membentuk Grid. sehingga pembaca cukup mudah untuk mengetahui situasi dan navigasi dari kota tersebut. 

 

Map of Gotham City. Note the grid, bridge and tunnel outlets (not to mention its subway system), and geographic formations and location

Peta kota Gotham, Metropolis, atau Flash’s Central City, yang sangat menggambarkan keadaan Manhattan. Sebuah pulau yang diatur oleh Grid, tetapi tidak bisa menjelaskan ketidakkonsistenan pengalaman yang diberlakukan di dalamnya. Map tersebut masih kurang untuk menggambarkan keadaan kota secara keseluruhan namun dengan adanya hal-hal yang familiar (grid, landmark, taman)membuat pembaca dengan mudah menebak kota tersebut merupakan kota Manhattan. Namun penggambaran kota dalam Komik cenderung lebih di distorsikan agar kota tersebut tidak sama dengan kota yang sebenarnya. Seperti pada komik Superman Returns, Manhattan yang diberi nama Metropolis terlihat menyatu dengan dengan daratan amerika lainnya.


Map of Metropolis from “Superman Returns”


Axon of Starman’s Opal City

Gwen Stacy plummets to her death from atop the Brooklyn Bridge.

In Sam Raimi’s 2001 film, the Daily Bugle has taken up residence at the famed Flat Iron Building at 23rd and 5th Avenue.

Early depictions of the Daily Planet building


The Daily Planet, from Superman Returns

The Paramount Building, 1927


Gotham City, in the 70s

 

Wonder Woman lassoing a toppling tower


The Empire State Building

Didalam komik-komik Marvel terdapat beberapa tempat yang sama menjadi setting cerita. yang berubah hanyalah nama dari tempat tersebut, seperti : Brooklyn Bridge dan Empire State Building, gedung ini berubah nama menjadi Daily Planet Building (Superman), Topling Building (wonder Woman). Dalam komik-komik marvel secara umum memberikan gambaran kota Manhattan yang terdistorsi dan tidak sesuai dengan aslinya dari beberapa hal. Namun, dalam komik-komik tersebut masih memunculkan Grid, landmark, dan tempat-tempat yang sangat familiar dan masih seperti aslinya walaupun tempat tersebut berubah fungsi dan nama. 

Le Corbusier’s Voisin Plan (1925), the origins of the Radiant City

Selain itu, the origins of the Radiant City, karya Le Corbusier turut menjadi dasar dalam merancang ulang kota-kota dalam komik Marvel, mengingat kebnyak dari komik tersebut tersebit pada tahun 1930-1960an. Saat itu Modernisme masih memiliki pengaruh kuat dalam pengembangan kota-kota di amerika.


Mr.X in Marvel’s Comic

Le Corbusier’s silhouette

Reference :

Medina, Samuel. (2011) The Architecture of the Comic Book City. http://architizer.com/blog/the-architecture-of-the-comic-book-city/ (accessed: 15 may 2015)

April 4, 2012

Perbedaan tatanan panel diantara 2 jenis komik Jepang

Filed under: architecture and other arts — thalfahamalina @ 02:06
Tags:

Semua orang pasti suka baca komik, terlebih komik Jepang. Saya termasuk penggemar komik Jepang atau biasa disebut manga. Terdapat 2 jenis manga, yaitu Shonen (komik yang dipasarkan untuk kaum pria, tapi banyak juga penggemar wanitanya) dan Shoujo (komik yang dipasarkan untuk wanita). Isi cerita dari masing-masing komik tersebut tentu berbeda, jika Shonen ceritanya tipikal cerita action, maka shoujo lebih banyak cerita mengenai romantisme.

Image  Image  Image  Image

Komik Shonen

Image Image Image Image

komik shoujo

Kalau dilihat dari cover manga-nya terlihat sama saja,hanya perbedaan gaya si karakter komik yang kalau di Shonen menunjukkan karakteristik ketangguhan sedangkan Shoujo menampilkan sisi paras si karakter komik, lalu bagaimana bagian dalamnya? mari kita lihat gambar di bawah ini!

Image Image Image

Image

Komik Strip Shonen

Image

          Image Image Image

Komik Strip Shoujo

Dari gambar-gambar itu kita dapat melihat perbedaan dari keduanya.

1. Panel Shonen cenderung lebih banyak dibandingkan dengan panel Shoujo dalam 1 frame kertas.

Image     Image

2. Gambar objek pada komik shonen tidak melewati garis panelnya, sedangkan Shoujo suka sekali melebihi garis panel, bahkan kadang ada gambar objek yang paling besar di luar panel dengan penambahan panel ukuran kecil sekali menumpuk di bagian yang besar itu.

Image  Image

3. Perbandingan panel satu dengan yang lain pada Shonen cenderung sama ukurannya, berbeda dengan Shoujo yang menyebabkan ada panel yang kecil banget bila si pembuat manga menggambar objek satu halaman besar dengan ditumpuk panel kecil banget ini.

Image    Image

4. Panel pada Shonen manga selalu berada dalam satu tarik garis lurus, sedangkan shoujo kadang-kadang panelnya agak miring hingga membentuk derajat tertentu.

Image Image

5. Komik Shonen selalu penuh dengan panel pada 1 lembar halaman kertas, tapi karena ada space-space antar panel jadi masih terkesan lowong. Berbeda dengan Komik Shoujo yang panelnya sedikit, tapi kesan ‘penuh’ terasa akibat gambar di luar panel yang dieksplorasi habis-habisan.

 Image  Image

 Terkadang banyak penggemar komik Shonen yang mengeluh saat membaca komik Shojo. “mengapa boros kertas?maengapa untuk 1 dialog sampai 2 halaman?” dan lain sebagainya. Dapat dibilang para mangaka (pembuat komik) seperti terkesan “membuang space” yang ada untuk membuat komik. Tapi justru disitulah letak estetik dari komik Shoujo, yaitu menuangkan emosi cerita yang ada dengan membuat objek karakter terekspos ’emosi’nya di lembar kertas yang ada di luar panel, dan kemudian dengan panel yang tidak kaku seperti di Shonen, bentuk ini berbaur dengan gambar besar objek karakter yang biasanya jadi 1 background di lembar kertas tersebut. Tapi terkadang dengan tatanannya seperti itu komik Shoujo mungkin akan sulit dibaca bagi yang jarang membaca komik. Berbeda dengan komik shonen yang panelnya sangat teratur. Kalau saya sendiri cenderung suka dengan Shoujo, selain karena saya wanita, juga komposisi layout Shoujo yang lebih bisa bermacam-macam karena si mangaka harus pintar-pintar atur komposisi layout komiknya agar mudah dibaca tapi juga tidak mengurangi keindahan dari gambar objek karakter di komik. Kalau anda lebih suka yang mana?

 sumber:
http://www.mangatutorials.com
http://sumthinblue.com/wp-content/uploads/2009/08/read_manga_howto.jpg
http://www.resoo.org
http://www.heywomencomics.blogspot.com
http://www.en.wikipedia.org