there’s something about geometry + architecture

April 30, 2017

Presenting Spatial, Visual Elements and Movements Based on a Music

Filed under: architecture and other arts,perception — ghaisaningumay @ 19:22
Tags: ,

“Both music and architecture are mediums through which creativity is expressed. Music is defined as the art of sound in time that expresses ideas…..the origin of these ideas cannot be defined, they can be expressed in many forms. A creative idea expressed through one medium, such as music, can be expressed through another medium, such as architecture” -Journal: Music + Architecture: The Spatial Translation of Schenkerian Analysis (Vibha Agarwala, 2011)

Saat kelas Geometri Arsitektur pada pertemuan tanggal 3 April 2017, membahas mengenai Musik pada Arsitektur. Bahwa dalam pemahaman saya mengenai music in architecture dapat dijadikan sebuah metode dalam mendesain, dan di sini akan saya coba untuk menjelaskan bagaimana music dapat diterjemahkan ke dalam spasial ataupun elemen fisik lainnya.

Music dapat diterjemahkan ke dalam sebuah atau beberapa elemen fisik karena arsitektur dan music memikiki vocabularies yang sama, yaitu memiliki ritme, proporsi, harmoni, repetisi, kontras, dll. Komposisi struktur ataupun komposisi spasial juga diperhatikan sehingga memiliki karakteristik yang sama. Tujuan dari membahas materi ini adalah untuk menganalisis bagaimana keterkaitan elemen fisik yang dapat disetarakan dengan music atapun nada nada yang telah ditentukan, terutama pada pembuatan Music Video BTS – Blood Sweet and Tears yang memiliki berbagai elemen fisik seperti lighting, gerakkan tari serta angle yang dihadirkan pada nada-nada tertentu sehingga menggambarkan efek spasial di dalamnya.

Seperti yang diketahui, bahwa setiap lagu yang akan di release belum memiliki video. Tetapi para composer telah menyediakan nada-nada pada lagu tersebut untuk diterjemahkan ke dalam visual yang nantinya akan membentuk sebuah video yang utuh untuk menceritakan lagu tersebut. Sama halnya dengan MV BTS – Blood Sweet and Tears ini. Proses yang lahir terlebih dahulu adalah lagunya lalu setelah itu Music Video release. Dengan itu pembuat Music Video harus mengetahui note, nada serta arti dalam lagu tersebut.

(klik link video di bagian source untuk mendengarkan lagu ini)

1Gambar 1. Musik yang ditransformasikan menjadi warna

2Gambar 2. Musik yang ditransformasikan menjadi warna serta elemen fisik seperti patung

Menit awal pertama pada MV BTS ini, terdapat nada-nada yang terkesan sebagai nada-nada “suci”, nada nada ini similar dengan elemen kegerejaan jika didengar dengan seksama. Sehingga visual dan desain yang dihasilkan pada scene ini lebih ke arah sesuatu yang memiliki elemen suci, secara langsung dimaknai dengan lukisan yang berjudul The Fall of The Rabel Angles. Selain itu, warna putih juga mendefinisikan kesucian. Dari mulai ruangan yang berwarna putih, serta penghadiran patung-patung rohani umat kristiani seperti patung Virgin Mary Holding the dead body of Jesus Christ.

3Gambar 3. Spasial dan Komposisi yang simetris

Lalu untuk scene berikutnya, pada beberapa detik di scene ini tidak memiliki note dan nada apapun (break point). Sehingga visualisasi yang diterjemahkan lebih kepada warna ruangan yang calm, dengan menghadirkan warna biru. Efek spasial yang memiliki shadow dan seperti menampakkan keadaan malam hari dengan anggota BTS yang duduk di tengah-tengah (doing nothing beside sitting) yang diterangi oleh lampu gantung (chandelier berwana kuning) sehingga visual ini membentuk spasial yang diinginkan oleh nada yang hadir, yaitu suasana yang sunyi seperti tidak melakukan apapun. Komposisi yang visual (pengambilan angle) diberikan juga balance memberikan efek tenang yang sama dengan nada yang dihasilkan.

4.jpg

Gambar 4. Kotak hitam menunjukkan note yang meninggi dan kotak merah menunjukkan repetisi pada note

5Gambar 5. Spatial pada saat note mulai masuk ke nada tinggi

Pada detik ke 58, lagu mulai dengan nada yang meninggi. Pada hal ini, visual yang diberikan adalah elemen pencahayaan yang menerangi ruangan tersebut. Sehingga spasial yang dihasilkan tetap dapat terbilang sama dengan nada pada lagu tersebut. Koreografi atau gerakkan tarinya juga menjadi sebuah elemen “arsitektur” di dalamnya. Pada hal ini scene ini, semua gerakkan memiliki ritme yang sama dengan lagunya. Hentakkan dari sebuah lagu yang diterjemahkan sebagai gerakkan tari juga menjadi sebuah tatanan gerakkan yang diciptakan untuk menransfer lagu menjadi elemen fisik (elemen fisik diciptakan dari repetisi note)

67

Gambar 6. Repetisi pada note yang direalisasikan dengan angle gambar dan koreografi

Repetisi tadi divisualisasikan dengan gerakkan yang juga memiliki repetisi, yaitu di mana 3 orang pada menit 1:13 yang merentangkan tangan mereka ke arah atas (seperti meraih sesuatu) lalu disusul dengan 4 orang lain pada detik berikutnya dengan melakukan hal yang sama. Hal ini merepetisi bagian tinggi  rendahnya nada yang dimiliki pada detik tersebut.

8

Gambar 7. Kotak hitam merupakan repetisi note yang sama dan diakhiri dengan note lain pada kotak merah (Kotak Hitam=A; Kotak Merah=B)

910

Gambar 8. Ritme A-A-A dan angle pengambilan gambarnya

11

Gambar 8. Ritme B dan angle pengambilan gambarnya

Sama halnya pada scene di menit 1:48 – 1:50, terdapat ritme A-A-B pada note yang diberikan kotak pada gambar di atas. Di mana pada scene ini angle pengambilan gambar juga dikomposisikan dengan memberikan sudut yang miring lalu pada bagian ritme B, terdapat hentakkan sehingga angle gambar berubah menjadi normal kembali (pengambilan gambar yang presisi).

1213

Gambar 9. Transisi yang menghasilkan spasial saat tidak ada note yang masuk dan ketika ada note dengan oktaf tinggi masuk pada menit 5:35

Pada menit 4:05 hingga 5:35, memilikii beberapa transisi nada. Yaitu dimulai dari tidak adanya nada pada 4:05 (break point pada MV) yang bertransisi dengan penghadiran note-note euphoria. Pada hal ini, ketika video sedang berada pada break point, visualisasi spasial yang dihasilkan seperti pada gambar.9 pada sebelah kiri. Di mana gambar tersebut memperlihatkan satu orang yang memegang balon yang diberikan warna merah sebagai warna yang mendominasi. Sehingga spasial yang dihasilkan mengungkapkan ke”gloomyan” pada scene tersebut sehingga pada akhirnya muncul note nada pada menit ke 4:35 yang dispasialisasikan dengan euphoria berupa elemen air yang splashing dengan berbagai warna.

Setelah melihat rangkaian analisa terkait note dan nada yang hadir serta bagimana pengambilan angle, penghadiran spasial, penghadiran elemen fisik berupa warna penataan ruang dan gerakkan dancer memberikan kita sebuah pemahaman bahwa musik dapat saja diterjemahkan oleh beberapa elemen yang menghasilkan spasial serta visual perception tersendiri. Sehingga, musik serta elemen visual yang digabungkan menjadi sebuah video menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak terlihat seperti elemen terpisah mengingat pengerjaan proses video clip yang mendahulukan pembuatan lagu dan disusul oleh pembuatan elemen visual berupa video yang diguide dengan note dan nada yang sudah ada.

source:

youtube.com/watch?v=hmE9f-TEutc

https://musescore.com/baekhanmin/scores/2836966

Click to access Agarwala.pdf

 

Ghaisani Nabila Gumay | 1406530804