there’s something about geometry + architecture

June 15, 2015

Beauty is in the Eye of the Beholder

Filed under: Uncategorized — AlishaShabrina @ 11:46
Tags: , ,

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita membahas mengenai mana orang yang menurut kita menarik mana yang tidak. Kata-kata “Beauty is in the eye of the beholder” sudah sering kita dengar dan serta pemikiran bahwa keindahan wajah seseorang bervariasi berdasarkan ras, kultur, dan daerah sehingga hal tersebut menjadi hal yang subjektif. Namun, dalam suatu survey membuktikan bahwa persepsi akan keindahan wajah didasarkan dengan phi dan proporsi simetris pada wajah serta golden ratio menjadi dasar mengukurnya. Apakah wajah yang indah harus selalu simetris dan mengikuti golden ratio?

Dalam survey tersebut, terdapat suatu “grid” pentagon dan dekagon yang berawal dari phi sebagai dasar pengukur keindahan wajah seseorang.
Marquardt Beauty AnalysisGrid yang sama juga diaplikasikan dalam beberapa wajah dengan ras berbeda yakni Asian, Black, dan Caucasian.
Screen Shot 2015-06-15 at 10.41.58 AM
Marquardt-Beauty-Mask-Photoshop-Revision
Beberapa orang telah melakukan percobaan dengan mengedit foto seseorang yang disesuaikan dengan grid tersebut dan hasilnya memang menjadi simetris dan proporsional. Namun menariknya, simetri pada wajah tersebut tidak selalu mencerminkan keindahan karena cenderung terlihat tidak alami dan kaku. Ya, mungkin wajah dengan kesimetrisan tersebut tampak indah, namun tidak memiliki karakter kuat yang mencerminkan ciri khas dari seseorang.
Sebagai contoh saya mengambil beberapa artis ternama yang memiliki keindahan wajah, yaitu Audrey Hepburn yang memiliki kecantikan klasik yang hingga sekarang walaupun sudah tiada namun masih kerap terpampang dimana-mana.

Asymmetric Face Audrey Hepburn

Asymmetric Face Audrey Hepburn

Saya melakukan pengeditan terhadap foto Audrey Hepburn yang disuperimpose dengan grid tersebut dan ternyata wajah Audrey Hepburn yang sangat indah tidaklah simetris. Dapat dilihat ia memiliki alis, mata, pipi, lubang hidung, serta bibir yang tidak simetris dan peletakannya juga tidak tepat dengan grid tersebut.

Blake Lively

Blake Lively

Brad Pitt

Brad Pitt

Scarlett Johansson

Scarlett Johansson

George Clooney

George Clooney

Beberapa selebriti ternama seperti Blake Lively, Scarlett Johansson, dan George Clooney yang dianggap memiliki keindahan wajah tidak memiliki wajah yang simetris, dan jika dilihat dengan perbandingan kesimetrisan wajahnya, lebih menarik dengan ke asimetrisannya bukan?

So, what makes you beautiful?

You and your imperfections. It’s because we’re different, that each of us is special.

Sumber:

Gary Meisner. 2014. Facial Analysis and the Beauty Mask. (14 Juni 2015)

Facial Analysis and the Marquardt Beauty Mask

Anonim. MBA Research on Facial Form and Beauty. (14 Juni 2015)

Is Perfect Possible?

Anthony C. Little, Benedict C. Jones, Lisa M. Debruine. 2011. Facial Attractiveness: Evolutionary Based Research. (14 Juni 2015)

http://rstb.royalsocietypublishing.org/content/366/1571/1638

Demko Orthodontics  Symmetry Always More Attractive?. (14 Juni 2015)

March 30, 2015

Geometry in Contemporary Dance

Filed under: Uncategorized — AlishaShabrina @ 07:12
Tags: , , ,

Tarian merupakan cerminan ekspresi manusia yang divisualisasikan melalui gerakan-gerakan yang mencerminkan emosi dan membuat orang yang melihatnya dapat merasakan keindahan baik dari segi visual maupun emosional. Tarian  Tarian dapat berupa cerita dan/atau pesan yang diutarakan dengan secara baik implisit maupun eksplisit dalam gerakan.

Tari kontemporer merupakan gaya tari ekspresif yang menggabungkan unsur-unsur dari beberapa genre tari seperti modern, jazz, dan balet. Tari kontemporer menghubungkan pikiran dan tubuh dan diekspresikan melalui gerakan untuk menunjukan suatu perasaan atau ide. Dalam gerakannya, tari kontemporer terlihat tidak teratur (disordered) dan memiliki perubahan yang tidak terduga dalam ritme, kecepatan, dan arah, namun tetap bergantung pada teknik. Disinilah elemen geometri menjadi sangat penting, karena tanpa itu gerakan terlihat terputus-putus dan tidak disengaja.

Penggunaan geometri dalam tarian

Penggunaan geometri dalam tari kontemporer

Geometri membantu dalam menentukan titik referensi dari unsur tari, khususnya unsur bentuk dalam tarian. Memiliki pemahaman tentang jenis bentuk yang digunakan penari membantu kita untuk menentukan konsep tari dengan geometri yang harus difokuskan pada saat melakukan gerakan.

Bentuk-bentuk geometri yang diaplikasikan ke tubuh manusia melalui gerakan menghasilkan elemen lain berupa ekspresi perasaan yang dapat ditentukan melalui gerakan yang mengacu kepada proporsi dan bentuk tubuh manusia saat melakukan gerakan tari.

Hal tersebut menunjukkan eratnya hubungan geometri dan manusia. Bahwa geometri merupakan unsur penting dalam gerakan dan spasial manusia yang diekspresikan melalui tarian. Kesinambungan antara dua bidang yang berbeda, yakni ilmu pasti geometri dan kebebasan seni. Hal ini dapat dilihat melalui Euclidean Geometri yang mendefinisikan ruang yang terbentuk dari garis, sudut, jarak, arah, dan bentuk.

“Every movement made by a human being, and far back of that, in the animal kingdom, too, has a design in space; a relationship to other objects in both time and space; an energy flow, which we will call dynamics; and a rhythm.”


Book “The Art of Making Dances” by Doris Humphrey

Gerakan manusia membentuk ruang dan memiliki hubungan dengan benda-benda lain, bagaimana kita melihat dan memanfaatkan ruang yang diekspresikan melalui tari. Dalam gerakan tari, terdapat titik awal atau titik akhir yang spesifik. Dalam Geometri Eucledian, satu titik tidak dapat didefinisikan ruang dan ruang harus terus menerus. Dari satu titik terdapat garis tak terhingga (infinite) dan bahwa satu titik dan titik lain tidak akan bertemu sehingga memberikan ide bahwa terdapat ruang yang kontinu. Titik pada ruang menggambarkan kontinuitas dalam gerakan tari yang membuat orang yang melihat gerakan tersebut merasa seolah-olah berada di ruang dan waktu yang kontinu. Hal tersebut diaplikasikan dalam tarian dimana terdapat satu titik yang diikuti garis dengan arah dan jarak yang berbeda yang menghasilkan gerakan-gerakan tari.

Ilustrasi koreografi tarian yang berawal dari titik membentuk garis dengan arah dan jarak yang berbeda

Ilustrasi koreografi tarian yang berawal dari titik membentuk garis dengan arah dan jarak yang berbeda

Uniknya, dari ide geometri Eucledian yang memuat ide bidang datar (planar) dan satu titik tidak akan bertemu dengan titik lain karena planar sehingga garis yang ada menjadi tak terhingga, sebuah tarian dapat mentransformasi sesuatu yang planar tersebut menjadi suau hal yang lebih dinamis yakni geometri Non-Eucledian dimana suatu titik dapat bertemu kembali ke titik awal karena gerakan tubuh manusia dapat membentuk gerakan sirkular yang membuatnya tidak lagi datar.

Dengan demikian, geometri merupakan benang merah antara bidang pasti dan kebebasan karena keterkaitannya yang erat dengan manusia dan hubungannya dengan ruang. Geometri merupakan dasar pemikiran pasti untuk hal yang bersifat bebas, serta merupakan unsur penting dalam kehidupan sehari-hari.

Referensi:

http://educationcloset.com/2012/11/15/the-geometry-of-dance/

Click to access preprint.pdf

Click to access dancinggeometry.pdf

http://wesscholar.wesleyan.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=2080&context=etd_hon_theses

Cut Alisha S.Z. – 1206263553

March 23, 2011

Sebuah Nilai yang Berasal dari Keagungan Tuhan Angka 1,618

Filed under: classical aesthetics — evita18 @ 14:47
Tags: ,

Di dunia ini banyak sekali misteri yang belum kita ketahui, jujur saja setelah mengikuti mata kuliah geometri pun banyak hal baru yang saya ketahui yang tidak pernah saya sangka. Salah satunya perbandingan geometri pada tubuh manusia.
Yang ingin saya bahas disini adalah mengenai keistimewaan angka phi (1,618) yang telah banyak diteliti misterinya oleh para pakar bahwa angka ini menjadi angka perbandingan agung yang telah dititipkan Tuhan untuk manusia.
Apabila dari kita ada yang telah menonton karya fiksi Dan Brown, the Da vinci Code, di salah satu bab dalam film tersebut diceritakan mengeni pembagian agung dalam deret Fibonacci.
Pembagian agung yang seringkali disebut Divine Proportion atau golden section adalah sebuah perbandingan yang ditentukan oleh angka phi (1,618). Phi sendiri dapat digambarkan sebagai berikut

Hasil pembagian itu selalu sama, yaitu: 1,618 (setelah pembulatan)
Dan tak dinanya, ternyata pembagian agung ini dapat ditemukan pula dalam tubuh kita, bila tinggi tubuh kita dibagi dengan jarak antara pusar sampai ke telapak kaki, akan kita dapatkan nilai Phi atau angka 1,618, panjang tangan kita mulai dari siku sampai ke ujung jari dibagi dengan jarak dari pergelangan tangan sampai ke ujung jari adalah 1.618,
Demikian juga jarak dari pangkal paha sampai ke telapak kaki dibagi dengan jarak antara lutut sampai ke telapak kaki, juga 1,618, demikan pula dengan jarak antara ruas jari-jari kita, setiap ruas yang panjang dibagi ruas yang pendek hasilnya selaluPhi. Pengulangan Phi seperti yang kita temukan pada ruas-ruas jari disebut denganDeret Fibonacci.

Beberapa contoh deret Fibonacci yang dapat ditemukan dari diri kita adalah melalui tangan kita. Setiap ruas jari telunjuk, mulai dari ujung jari sampai ke pergelangan tangan, lebih besar dari ruas sebelumnya, perbandingannya kira-kira 1,618 kalinya, juga cocok dengan Angka Fibonacci: 2, 3, 5, dan 8
Tidak Cuma tangan, lengan kita pun memiliki perbandingan phi. Seluruh panjang lengan anda dari siku hingga ke ujung jari dibagi dengan jarak dari siku sampai pergelangan

Leornado Da vinci telah lama membuat gambar manusia memakai perbandingan ukuran yang sempurna seperti itu dengan berpedoman pada pembagian agung dan deret Fibonacci ini. Gambar leornado yang terkenal adalah vitruvian man. Gambar ini seringkali dijadikan patokan proporsi pada tubuh manusia. Dari gambar ini, leornado ingin menceritakan bahwa bila seseorang berbaring terlentang dengan tangan dan kaki yang direntangkan dan pusar sebagai pusatnya, maka dapat dibuat lingkaran yang menyentuh ujung-ujung jari tangan dan jari kakinya (seperti memakai jangka). Lalu dapat dibuat pula bujur sangkar dengan membuat garis horizontal di puncak kepala dan kaki serta garis vertical dari ujung jari tangan yang terentang lebar.

Sesungguhnya Tuhan menciptakan alam semesta ini dengan bentuk-bentuk geometris dan proporsi yang seimbang. Dan hal ini pun dapat dilihat dari geometris tubuh manusia yang ternyata mengikuti deret fibonacci

March 16, 2011

Human Section dan Arsitektur

Filed under: classical aesthetics,nature and architecture — nurrisinda @ 20:21
Tags: ,

Section atau potongan atau irisan adalah istilah yang sering dipakai dalam arsitektur. Berbagai istilah yang menggunakan kata section sudah sering didengar. Salah satu yang terkenal adalah Conics Section atau kurva hasil perpotongan 2 buat kerucut yang saling berhadapan ujung kerucutnya dengan sebuah bidang. Yang menarik dari ini adalah bahwa suatu bentuk, jika mengalami irisan atau potongan akan menjadi bentuk yang baru dan mungkin tidak terduga. Namun dari hasil perpotongan itu bisa dijadikan lagi suatu eksplorasi yang menarik hingga bisa menghasilkan hal yang unik lainnya. Seperti contohnya pada tubuh manusia.

Human Section

Seperti pada gambar di atas ini. Sebuah human section, ternyata memberikan bentukan yang berbeda dari manusia umumnya, terlihat dari gambar ini, kepalanya jadi terlihat lebih kecil dibanding tubuhnya, serta tangannya yang pendek, dan juga kakinya yang jadi seperti kaki hewan. Namun dibalik itu, bisa dipelajari bagian dalam yang tersusun sedemikian rupa mengenai badan manusia, susunan otot, dan juga susunannya di dalam tubuh, dan masih banyak lagi hal bisa dipelajari.

conics section human

Gambar diatas menurut pembuatnya, yakni Al-Mehdari dari Bartlett School of Architecture, bahwa bahkan dari studi mengenai pergerakan tubuh manusia, bisa jadi suatu basis dalam tipe baru dari bentukan arsitektural. Hal ini menunjukan bahwa irisan bisa menunjukan sesuatu yang berbeda daripada yang seharusnya, membuatnya semakin terlihat artistik, sampai-sampai bisa dijadikan inspirasi dalam bentuk-bentuk arsitektur.

seperti bangunan di bawah ini, tubuh manusia menjadi inspirasi dalam merancang bangunan. Baik secara ekplisit seperti dibawah ini

corpus museum

Maupun secara implisit seperti ini

turning torso

Keduanya merupakan hasil dari irisan manusia, yang kemudian menjadi inspirasi dalam arsitektur. Tentu saja selain diatas, masih banyak contoh lain mengenai Human Section yang menjadi inspirasi dalam arsitektur. Tapi yang pasti dari tubuh manusia bisa dijadikan banyak pembelajaran untuk perancangan arsitektur.

Sumber:
http://bldgblog.blogspot.com/2009/09/body-baroque.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Conic_section
http://www.corporeality.net/museion/2010/08/06/a-kind-of-medical-museum-i-have-quite-mixed-feelings-about/
http://www.arcspace.com/architects/calatrava/torso/