there’s something about geometry + architecture

March 28, 2015

Komposisi dalam karya Le corbusier

Filed under: contemporary theories — rezqivebra @ 13:39
Tags: , ,

Dalam Karya nya, apakah Le Corbusier dengan sengaja menggunkan komposisi?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya mencoba menggali karya yang di hasilkan oleh seorang arsitek pada era modern, yaitu Le Corbusier. Ketika membahas komposisi maka tidak akan jauh dari pembahasan arsitektur klasik dan pada masa arsitektur modern muncul, mereka mengatakan bahwa arsitektur haruslah terputus dari akar sejarahnya. Sehingga secara tidak langsung pernyataan tersebut mengatakan bahwa komposisi yang digunakan pada masa arsitektur modern sangat berbeda dengan masa sebelumnya.

Roger Herz-Fischler mangatakan dalam sebuah jurnal berjudul Le Corbusier’s “Regulating Lines” for the Villa at Garches (1927) and Other Early Works (1984), “in previous study it was demonstrated that the theoretical basis for Le Corbusier “Purist” paintings of the early twenties wasa pair of opposite facing triangles contained inside the edges of the canvas The intersection of these two triangles determined the place of the right angle. Later on Le Corbusier started using the so called “golden number”.”

Penjelasan dari Roger Herz-Fischler tersebut menunjukkan bahwa Le Corbusier sendiri menggunakan komposisi Golden Number di dalam karya-karyanya. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1, bahwa le Corbusier menggunakan metode penyusunan garis yang membentuk segitiga pada lukisannya yang di buat pada tahun 1920. Di dalam jurnal tersebut juga dijelaskan bahwa Golden number pertama kali di perkenalkan dalam Ghyka dalam bukunya pada tahun 1927 yang berjudul Esthetiqued es proportions. Roger Herz-Fischler ingin menunjukkan bahwa ternyata le Corbusier sudah menggunkan metode Golden Number jauh sebelum istilah tersebut diperkenalkan oleh Ghyka. Karya lain yang sangat terlihat peranan komposisi dalam karya Le Corbusier adalah Villa at Garches (1927).

Untitled

Gambar 1

Le Corbusier, Composition with Guitar and Lantern, 1920. (Courtesy of Fondation Le Corbusier.)

In addition to geometrical relationships indicated by Le Corbusier’s own regulating lines, white lines and numbers that have been added by the author show the 1:2:3:4-based whole number ratio system that underlies the Pythagorean-Purist visualfield.

Villa Garches merupakan karya Le Corbusier yang masih memiliki sketsa asli dari Le Corbusier (Gambar 2). Dapat dlihat bahwa dalam proses perancangan Villa tersebut Le Corbusier sangat memperhitungkan komposisi pada fasad villa. Dengan kata lain komposisi menjadi hal yang sangat penting dalam suatu desain, sehingga melalui komposisi tersebut muncul keindahan dan keterikatan antar element yang terdapat di dalam desain tersebut. Gambar 1 menunjukkan bagaimana sketsa awal yang ada dengan komposisi garis yang membentuk segitiga seperti yang dibuat pada karya lukisan yang terdapat pada gambar 1. Villa Garches menggunakan metode komposisi A B A B A versus 2: 1 :2: 1 :2 yang di perkenalkan oleh Colin Rowe dalam Matematics of Ideal Villa.

Untitled1 Untitled2Gambar 2

Sketsa awal Villa Garches yang dibuat oleh Le Corbusier yang masih ada hingga sekarang (Le Corbusier, Precisionssu ru ni tat present de l’architectureet d e l’urbanisme, Paris,1 930,72).

Gambar tersebut membuuktikan bahwa dalam merancang suatu bentuk bangunan Le Corbusier tetap memperhitungkan komposisi yang ada pada bangunan tersebut dari segi fasad maupun denah. Hal tersebut mungkin juga dikarenakan basic Le Corbusier yang juga seorang pelukis. ketika merancang bangunan di atas kertas Le Corbusier memperlukakan gambar tersebut seperti lukisan sehingga bangunan dapat di desain dengan memperhatikan komposisi dan  memenuhi unsur estetika secara visual.

Reference :

Herz-Fischler, Roger. (1984) Le Corbusier’s “Regulating Lines” for the Villa at Garches (1927) and Other Early Works. Journal of the Society of Architectural Historians,Vol. 43, No. 1 (Mar., 1984), pp. 53-59. University of California PressSociety of Architectural Historians. [e-book] available from : http://www.jstor.org/stable/989975 [Accessed: 21-03-2015]

Hildner, Jeffrey. (1999) Remembering the Mathematics of the Ideal Villa. Journal of Architectural Education (1984-),Vol. 52, No. 3 (Feb., 1999), pp. 143-162. Taylor & Francis, Ltd. Association of Collegiate Schools of Architecture, Inc. [e-book] available from : http://www.jstor.org/stable/1425460 [Accessed: 21-03-2015]

Rowe, Colin. (1947) Mathematics of the Ideal Villa. Mathematics of the Ideal Villa and Other Essays (1976). MIT press.

April 3, 2012

Transformasi dari Permainan Tetris 2 Dimensi menjadi Karya Arsitektur 3 Dimensi

Filed under: Uncategorized — meidesta @ 20:52
Tags: , , ,

Image

Pada permainan, berbagai macam tetromino yang terdiri dari empat balok akan jatuh. Tujuan dari permainan ini adalah dengan memanipulasi tetromino yang jatuh, dengan mengerakannya ke samping atau memutarnya, sehingga akan terbentuk garis horizontal tanpa celah, ketika sudah terbentuk, tetromino tersebut akan menghilang, sehingga tetromino diatasnya akan terjatuh. Ketika permainan berlanjut, tetromino tersebut akan jatuh lebih cepat. Permainan akan berakhir apabila tetromino berikutnya terhalang sehingga tidak bisa masuk. (www.wikipedia.org)

     Jika menilik kembali ke masa lalu, permainan masa kecil menjadi salah satu memori yang tidak terlupakan. Anak-anak seusia kita, sekitar belasan tahun lalu sudah cukup senang ketika bisa dimanja hanya oleh sebuah mainan genggam yang bahkan layarnya belum berwarna. Foto diatas mengingatkan kita tentang bagaimana serunya menghabiskan waktu di depan TV sambil sibuk memencet tombol-tombol handheld game. Kita fokus untuk menata brick-brick yang jatuh secara bergantian, memutar-mutar brick untuk menemukan posisi yang paling sesuai sekaligus mengambil nafas dalam-dalam karena deg-degan atas keterbatasan waktu, sampai tiba-tiba kesal karena kadang brick-brick yang kita paksa untuk turun lebih cepat akhirnya tidak jatuh ke tujuan awal. Sebagian dari kita semestinya familiar dengan fitur mainan utama pada handheld game yang sangat populer sejak awal tahun 1985, yaitu tetris. Tetris ditemukan oleh Alexey Pajitnov. Tetris menjadi sebuah games yang sangat dan dianggap sebagai permainan terbaik sepanjang masa. Ketika dulu tetris bisa dinikmati melalui permainan di handheld game, kini tetris pun dapat dimainkan di komputer, handphone, sampai IPad. Pada awal kemunculannya, bentuk tetris hanya terdiri dari beberapa bentuk tetromino dengan warna hitam putih saja. Sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi, tetris kini sudah memiliki beragam kemasan dan bentuk permainan. Ketika saya mencoba googling kata “tetris”, yang muncul pada tampilan layar komputer saya adalah sebagai berikut

Image

Image

     Dari gambar diatas kita dapat melihat perkembangan tetris sebagai permainan sepanjang masa yang sangat kuat dengan karakter bentuk-bentuk geometris yang tersusun rapi dan membentuk komposisi baru tanpa celah. Meskipun terkesan sederhana, permainan taktik penumpukan pola tetromino lah yang kemudian membuat orang-orang ketagihan untuk memainkan tetris.

 
   

     Saya penasaran mengenai hubungan tetris dan arsitektur. Kemudian saya mencoba memasukkan keyword “tetris architecture” dan yang muncul pada tampilan layar komputer saya adalah sebagai berikut

Image

Image

     Dari foto diatas kita dapat melihat bahwa memang banyak bangunan dan furniture yang menggunakan konsep dasar tetris sebagai ide desain. Dari berbagai macam desain bangunan dan furniture tersebut, saya tertarik dengan sebuah bangunan flat “VM House” di Copenhagen yang didesain oleh Bjarke Ingels dan Julien De Smedt. Sesuai dengan ide “tetris”, bangunan flat ini terdiri atas berbagai macam komposisi dari brick-brick yang disusun sehingga bangunan terlihat solid tanpa celah namun terlihat indah karena paduan tetromino yang saling bertumpuk dan tersusun dari beragam warna. Bentuk elemen bangunan yang serupa dengan tetromino pada tetris tidak diulang lebih dari duabelas kali sehingga keunikan dan ciri khas tetris yang memiliki komposisi acak namun tanpa celah semakin terlihat menonjol pada bangunan. 

Image

Berikut elemen-elemen bentuk pada flat tersebut yang identik dengan bentuk-bentuk brick atau tetromino pada tetris

Image

Image

Image

Image

     Melihat pola perkembangan tetris yang kemudian juga diaplikasikan dalam dunia arsitektur, saya semakin melihat bahwa ternyata dalam beberapa pembentukan desain arsitektur terdapat unsur-unsur geometri yang sudah lebih dahulu dikenal dan dengan berbagai macam pendekatan bentuk geometri yang berbeda-beda. Tetris, sebuah permainan sederhana yang fenomenal dan dianggap sebagai permainan sepanjang masa pun menjadi ide sebuah karya arsitektur sehingga menciptakan ruang-ruang yang memiliki beragam komposisi dan warna. Karya arsitektur tersebut berangkat dari sebuah permainan di layar dua dimensi, ditransformasikan dalam bentuk tiga dimensi dan menjadi ruang gerak bagi manusia yang beraktivitas di dalamnya. Menakjubkan!

Sumber Pustaka

http://inilah-rusia.blogspot.com/2012/03/tetris.html “Tetris”, 28 Maret 2012

http://it.toolbox.com/blogs/composite-apps/the-tetris-architecture-pattern-12911 “The Tetris Architecture Pattern”, 13 N0vember 2006

http://www.faconnable.com/en/corporate/blogs/tetris-architecture/ “Tetris Architecture”, 30 Januari 2011

http://bldgblog.blogspot.com/2006/07/architectural-tetris.html “Architectural Tetris”, 12 Juli 2006

April 4, 2011

Simple Geometrical Forms and Pure Primary Color

Filed under: architecture and other arts — arichichristika @ 20:22
Tags: , , , ,

Mungkin gaya atau gerakan de stijl atau the style atau yang disebut juga dengan neoplasticsm adalah bentuk aliran yang tepat untuk merepresentasikan judul di atas: simple geometrical form and pure primary color.
De stijl adalah sebuah gerakan yang diusung oleh beberapa seniman belanda yang muncul pada tahun 1917. Menurut saya berbeda dengan gerakkan-gerakkan lainnya ( seperti modern, retro,dll) de stijl yang menyebut gerakkan ini sebagai bentuk penyederhanaan seni menjadi hal yang paling murni, yaitu memainkan komposisi dari garis serta warna primernya; and believed highly simplified art could model a harmonious ideal world( mondrian). Gerakan ini mempengaruhi tidak hanya dari segi seni, yaitu lukis, tetapi merambah sampai arsitektural, interior bahkan desain grafis pertama pada saat itu bahkan fashion.

Mungkin kalau dilihat semata, lukisan atau karya-karya yang muncul sering dianggap sepele, karena terlihat hanya dari komposisi dari perpotongan garis hitam diatas kertas putih yang membentuk banyak persegi panjang dan ada beberapa persegi panjang yang diwarnai dengan warna merah, kuning dan biru. Tetapi tanpa disadari basic form seperti itu adalah dasar dari semua bentuk, warna primer tersebut juga merupakan induk dari percampuran dan turunan dari perpaduan dua warna yang dihasilkan. Maka penemuan dari hasil komposisi yang seimbang dengan perpaduan warna primer tersebut mengandung sesuatu yang indaah dari kesederhanaannya yang ternyata tidak sederhaana.
Beberapa karya de stijl.

Dalam beberapa karya de stijl saya ingin memperlihatkan bagaimana bentuk dasar dari geometry dan terlihat seperti “bermain-main” ternyata tidak bermanin main

1. composition II in red, blue and yellow by Piet Mondrian 1930

Kotak biru yang ada di dalam tersebut menunjukan pengulangan dengan komposisi yang sama dari komposisi keseluruhan lukisan, maka akan deitemukan lagi kotak yang lebih kecil lagi pada kotak yang telah diberi warna biru dan seterusnya-dan seterusnya. Dan lukisan ini mengaplikasi the golden rectangle.

2. Rietveld schroder House by Gerrit Rietveld 1924

Ini adalah foto interior dari “rumah lemari” yang dibuat oleh rietveld. Dengan konsisten menggunakan bentuk-bentuk rectangular basic form dengan warna primer pada interiornya.

Rietveld mengatakan bahwa conventional house menyebabkan manusia yang ada di dalamnya hidup secara pasif.In Rietveld’s opinion, conventional houses lead to a passive life style. He wanted living in a home to be a conscious act. The design of the Rietveld Schröder House is based on this conviction. Whatever the occupant wanted to do – bathe, sleep, cook – she always had to give it some thought and do something for it: . oleh karena itu rietviekd merancang sebuah rumah dengan banyak folding partition yang membuat rumah tersebut dapat berbeda-beda fungsi serta rasa yang ditimbulknanya, bahkan ada sebuah jendela yang dapat diputar 90 derajat dari bentuk aslinya yang mebuat view yang terlihat berbeda-beda.

3. furnitures by Rietvield

a. berlin chair (1923) b. shcroder table ( 1924) c. zigzag chair ( 1934)

rietvield selain rumah schroder, ia memang lebih dikenal sebagai pembuat furniture. Gambar-gambar diatas adalah beberapa furniture karyanya. Pada berlin chair kalau dilihat secara seksama, maka akan ditemui bagaimana bentuk-bentuk geometry basic dapat saling terhubung dengan cara yang unik ditambah dengan bagaimana konstruksi seperti ‘main-main tersebut’ dapat berdiri sebuah keterbangunan yang indah.

Pada gambar schroder table juga seperti itu, bentuknya sangat sederhana, cenderung hanya menggabungkan beberapa bentuk dan agak mempertanyakan apakah meja itu kuat? Dan bentuk yang sangat sederhana tersebut dapat menjadi karya seni yang bernilai tinggi.

Pada gambar zigzag chair, inovasi dengan memiring kan suatu bidang mulai terlihat disini dan mungkin konstruksi keterbangunan seperti inilah yang ternyata cikal bakal munculnya furniture-furniture seperti panthom chair dllnya.

4. Mondrian et De Stijl : Theo van Doesburg, Hans Arp et Sophie Taeuber-Arp. L’Aubette, Strasbourg, 1928

Dalam gambar di atas, bentuk geometry sederhana muncul sebagai elemen interior yang menghiasi dinding serta plafon. Penerusan dari komposisi bentuk-bentuk tersebut yang diteruskan dari dinding ke plafon membuat ruangan tersebut menjadi blur batasnya antara dinding dan plafonnya, dan hal tersebut sangat menarik ketika komposisi hal-hal yang sederhana dapat juga mengecoh mata penonton yang melihat.

Dari penjabaran diatas, saya menangkap bahwa segala sesuatu hadir dari bentuk yang paling sederhana, dan ternyata komposisi bentuk-bentuk sederhana tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang tidak kalah menarik dari bentuk-bentuk rumit yang biasanya sangat ingin kita tampilkan.

http://gogeometry.com/wonder_world/piet_mondrian_broadway_boogie_woogie_golden.html
http://poulwebb.blogspot.com/2010/06/gerrit-rietveld.html
http://www.puretrend.com/media/decryptage-mondrian_m448950
http://zeospot.com/old-house-renovation-rietveld-schroder-house-by-gerrit-rietveld/house-space-interior-design/