Laba-laba merupakan anthropoda karnivor yang tergolong ke dalam ordo araneae dan kelas arachnida. Laba-laba menghasilkan benang sutra yang tersusun atas kelenjar spinneret (terletak dibagian belakang tubuh) dan biasanyanya difungsikan sebagai bahan dasar pembuatan jaring. Semua laba-laba membuat jaring, namun tidak semua laba-laba menggunakan jaring sebagai alat penangkap mangsa. Jaring digunakan sebagai alat yang membantu laba-laba untuk lebih mudah bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, melindungi lubang sarang, membuat kantung telur, menjerat mangsa, dan fungsi lainnya.
Gambar 1. Laba-Laba Merah Betina di Atas Jaringnya
Sumber: animal.howstuffworks.com
Terdapat dua jenis benang sutra yang dihasilkan oleh laba-laba (Jurnal Nature, 2012 dalam Hadi, 2012). Jenis pertama adalah benang sutra yang berpola merentang seperti jari-jari sepeda, menyebar dari pusat hingga ke tepian. Jaring tersebut bersifat kaku dan kering. Sedangkan jaring kedua merupakan jaring yang disusun melingkari jejari jaring sutra kering. Jaring kedua ini bersifat cenderung lebih lengket dan tipis, menjerat apa pun yang tersangkut di dekatnya.
Berdasarkan Markus Buehler, peneliti di Massachusetts Institute of Technology – Boston, kekuatan jaring laba-laba terletak pada perubahan sifat mekanis yang terjadi diantara kedua jenis benang tersebut dengan benda lain yang berinteraksi dengannya. Ia menambahkan bahwa laba-laba akan cenderung berusaha membuat pola layering berulang ke dalam struktur yang kompleks selama proses pembangunan guna mengurangi resiko pembenahan apabila salah satu untaian jaringnya rusak di kemudian hari. Pada akhirnya, ketika jaring tersebut selesai dibangun, apabila terdapat kerusakan pada salah satu helai, maka helaian lain akan bersifat semakin kuat dan menguatkan. Sehingga pada kemudian hari, apabila terjadi kerusakan, laba-laba hanya perlu memperbaiki sedikit bagian yang rusak dari pada membuat jaring baru.
Gambar 2. Langkah Pembuatan Pola Jaring
Sumber: animal.howstuffworks.com
Kekuatan jaring laba-laba juga disebabkan oleh bentukkan pola. Pola dasar yang digunakan oleh laba-laba dalam membuat jaringnya merupakan segitiga. Kemudian segitiga tersebut dipecah dan djadikan segitiga lain yang lebih kecil hingga menciptakan pusat dan jari-jari. Hingga tahap ini, pola yang diciptakan oleh laba-laba merupakan pola dasar dengan kekuatan yang saling tarik menarik di tiga sisi (atau sisi ganjil lain kelipatan tiga). Baru kemudian fase layering dilakukan untuk mengisi ruang dan mengikat jejari tersebut satu sama lain sehingga persebaran beban akan merata pada akhirnya. Berdasarkan penelitian Buehler, kekuatan jaring laba-laba dengan pola tersebut adalah lima kali lebih kuat dari benang serupa yang terbuat dari baja.
Gambar 3. Perbesaran Jaring Laba-Laba yang Terbebani Air
Sumber: codethinked.com
Referensi:
Hadi, Mahardika Satria, 2012, Ilmuan Ungkap Rahasia Jaring Laba-Laba, http://www.tempo.co
Harris, Tom, ND, How Spiders Works, animal.howstuffworks.com
NN, 2014, Spiders, wikipedia.com
You must be logged in to post a comment.