there’s something about geometry + architecture

June 20, 2014

Pola Jaring Laba-Laba dan Kekuatan Strukturnya

Filed under: Uncategorized — sriwulandariarsui2010 @ 23:04

Laba-laba merupakan anthropoda karnivor yang tergolong ke dalam ordo araneae dan kelas arachnida. Laba-laba menghasilkan benang sutra yang tersusun atas kelenjar spinneret (terletak dibagian belakang tubuh) dan biasanyanya difungsikan sebagai bahan dasar pembuatan jaring. Semua laba-laba membuat jaring, namun tidak semua laba-laba menggunakan jaring sebagai alat penangkap mangsa. Jaring digunakan sebagai alat yang membantu laba-laba untuk lebih mudah bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, melindungi lubang sarang, membuat kantung telur, menjerat mangsa, dan fungsi lainnya.

 

0

Gambar 1. Laba-Laba Merah Betina di Atas Jaringnya

Sumber: animal.howstuffworks.com

Terdapat dua jenis benang sutra yang dihasilkan oleh laba-laba (Jurnal Nature, 2012 dalam Hadi, 2012). Jenis pertama adalah benang sutra yang berpola merentang seperti jari-jari sepeda, menyebar dari pusat hingga ke tepian. Jaring tersebut bersifat kaku dan kering. Sedangkan jaring kedua merupakan jaring yang disusun melingkari jejari jaring sutra kering. Jaring kedua ini bersifat cenderung lebih lengket dan tipis, menjerat apa pun yang tersangkut di dekatnya.

Berdasarkan Markus Buehler, peneliti di Massachusetts Institute of Technology – Boston, kekuatan jaring laba-laba terletak pada perubahan sifat mekanis yang terjadi diantara kedua jenis benang tersebut dengan benda lain yang berinteraksi dengannya. Ia menambahkan bahwa laba-laba akan cenderung berusaha membuat pola layering berulang ke dalam struktur yang kompleks selama proses pembangunan guna mengurangi resiko pembenahan apabila salah satu untaian jaringnya rusak di kemudian hari. Pada akhirnya, ketika jaring tersebut selesai dibangun, apabila terdapat kerusakan pada salah satu helai, maka helaian lain akan bersifat semakin kuat dan menguatkan. Sehingga pada kemudian hari, apabila terjadi kerusakan, laba-laba hanya perlu memperbaiki sedikit bagian yang rusak dari pada membuat jaring baru.

23

45

67

8 10

Gambar 2. Langkah Pembuatan Pola Jaring

Sumber: animal.howstuffworks.com

Kekuatan jaring laba-laba juga disebabkan oleh bentukkan pola. Pola dasar yang digunakan oleh laba-laba dalam membuat jaringnya merupakan segitiga. Kemudian segitiga tersebut dipecah dan djadikan segitiga lain yang lebih kecil hingga menciptakan pusat dan jari-jari. Hingga tahap ini, pola yang diciptakan oleh laba-laba merupakan pola dasar dengan kekuatan yang saling tarik menarik di tiga sisi (atau sisi ganjil lain kelipatan tiga). Baru kemudian fase layering dilakukan untuk mengisi ruang dan mengikat jejari tersebut satu sama lain sehingga persebaran beban akan merata pada akhirnya. Berdasarkan penelitian Buehler, kekuatan jaring laba-laba dengan pola tersebut adalah lima kali lebih kuat dari benang serupa yang terbuat dari baja.

 

11

Gambar 3. Perbesaran Jaring Laba-Laba yang Terbebani Air

Sumber: codethinked.com

Referensi:

Hadi, Mahardika Satria, 2012, Ilmuan Ungkap Rahasia Jaring Laba-Laba, http://www.tempo.co

Harris, Tom, ND, How Spiders Works, animal.howstuffworks.com

NN, 2014, Spiders, wikipedia.com

June 16, 2014

Transformation Geometry in Rubik’s Mirror

Filed under: Uncategorized — farulivan @ 12:25
Tags: , , ,

Pada post saya sebelumnya, saya telah membahas secara umum mengenai puzzle Rubik’s Cube.
Kali ini akan lebih menarik lagi karena saya akan membahas bagaimana sebuah Rubik’s Mirror yang dapat berubah-rubah bentuk.

SONY DSC

Rubiks Mirror adalah sebuah tipe Rubik’s yang didesain pertama kali oleh Hidetoshi Takeji di tahun 2006, dalam sebuah kompetisi desain puzzle. Rubik’s mirror ini sangat unik karena ia memiliki bagian inti (core) yang agak bergeser dari titik tengah kubus. Hal ini terjadi karena setiap bagian dari Rubik’s ini memiliki ukuran yang berbeda tetapi sisi-sisinya saling berhubungan sehingga dapat membentuk menjadi bentuk kubus. Yang menarik ialah karena ukuran bagian (edge dan corner) yang berbeda, maka ketika kita putar setiap bagian kubus ini akan bertransformasi menjadi bentuk-bentuk yang berbeda-beda. Setiap bagian Rubik’s ini akan berubah layaknya balok-balok kecil yang bergerak mengelilingi satu titik pusat.

Transformasi RM

Gambar diatas menjelaskan bagaimana Rubik’s Mirror lambat laun bertransformasi ketika saya memutar satu persatu sisi-sisinya.

SONY DSC SONY DSC

Dan ini adalah contoh transformasi yang terbentuk setelah saya memutar segala sisi ke berbagai arah.
Dynamic Tower sumber foto : http://si.wsj.net/

Apabila kita kaitkan dengan arsitektur, sudah ada gedung tinggi yang menerapkan sistem transformasi ini yaitu Dynamic Tower yang didesain oleh David Fisher. Gedung tersebut setiap lantainya dapat berotasi sehingga secara keseluruhan gedung akan bertranformasi menjadi bentuk yang berbeda-beda. Walaupun tidak se-ekstrim desain Rubik’s Mirror ini, dari data yang saya dapat, gedung tersebut saja belum dapat dibangun. Mungkin karena tingkat kesulitan yang tinggi dan teknologi yang belum memumpuni.

Mungkin di masa depan Arsitektur bukan hanya suatu bentuk geometri yang statis, tetapi ialah Arsitektur yang dinamis. Dapat terus berubah bentuk sehingga memberikan pengalaman ruang maupun visual yang berbeda-beda bagi manusia

Bagaimana menurut teman-teman?

Referensi :

http://www.dynamicarchitecture.net/

http://it.wikipedia.org/wiki/Mirror_Cube

Space. Topology, and Human Activity.

Filed under: Uncategorized — ekapradnyanida @ 01:48

Aktifitas manusia tidak lepas dari space yang digunakan untuk beraktivitas.  Manusia mempunyai beragam aktifitas dalam kesehariannya. Beragam aktifitas tersebut memerlukan space yang berbeda mengacu pada jenis aktifitas, pola gerakan, dan banyaknya proses yang terjadi pada sebuah aktivitas. Dan apa kaitannya dengan topologi.

Proses sekuen gerak dari awal sampai akhir aktivitas menarik untuk ditelurusi, bagaimana gerak tersebut membentuk ruangnya. Pola gerak dan ruangmempunyai sebuah pola ruang akibat proses yang terjadi. Ruang yang terbentuk akibat proses mempunyai pola topologi yang menggambarkan pola proses kegiatan untuk membentuk ruangnya.

Saya mengambil contoh sebuah proses membuat omellet. Saya mencoba memetakan proses gerak dalam pembuatan omellet dan tahapannya. Seperti apa ruang yang akan terbentuk?

1

Ada 7 proses memasak omellet dengan aktivitas yang berbeda di setiap prosesnya. Jika dipetakan masing-masing aktifitas per proses, kita akan mendapatkan sebuah pola ruang aktivitas membuat omelet.

 

2

Dari pola ruang tersebut kita mendapat rule proses terbentuknya ruang aktivitas.

3

ternyata masing-masing aktivitas yang kita lakukan memiliki pola ruang yang unik.

 

sumber:

http://svkitchen.com/?page_id=296

Click to access Yoga-and-the-Topology-of-Experience-by-Jim-Berg.pdf

 

The Use of Gestalt in Photography

Filed under: Uncategorized — antyaratri @ 00:16

Bicara mengenai gestalt, gestalt identik dengan sesuatu yang berupa 2D, seperti lukisan, logo, gambar, dsb. Bagaimana peran gestalt dalam sebuah karya fotografi?

Saya menemukan beberapa karya fotografi yang menurut saya cukup menarik. 

Image

 

Foto kumpulan sepatu converse diatas menggambarkan prinsip kontinuitas (continuity) dan kesamaan (similarity). Bagian ujung sepatu yang berwarna putih pada setiap sepatu ketika ditempatkan di samping sepatu converse lain, menciptakan suatulingkaran putih. Kesamaan warna putih dan penempatan object terputus menciptakan sebuah ilusi visual.

Image

 

Foto ini membentuk suatu ilusi visual dari kedekatan posisi (proximity) dan figure and ground. Foto ini sangat mempengaruhi pandangan perspektif bagi orang yang melihatnya. Seolah seorang pria sedang memainkan mobil yang ada di depannya. padahal kedua objek ada pada jarak yang sangat berbeda, mobil berada di tanah dan pria berada di jendela atas.

 

 Image

 

Foto ini juga menggambarkan prinsip kedekatan (proximity). Penempatan seorang wanita di belakang bunga membuat seolah-olah dia mengenakan bunga sebagai rok. Biasanya, bunga perperan menjadi figure dan objek lain akan menjadi ground, namun karena adanya proximity, kedua object tersebut tergabung menjadi sebuah object yang menarik.

 

Image

 

Contoh lain, pada foto ini memiliki prinsip proximity, continuity, closure, dan similarity. Penyesuaian tubuh pada cover album dan tubuh orang nyata menciptakan objek yang menyatu seolah hanya ada satu object. Meskipun faktanya adalah cover album jauh lebih dekat ke kamera daripada orang sebenarnya.

 

Seluruh karya fotografi diatas merupakan suatu kesengajaan yang diatur oleh sang fotografer. Lantas, bagaimana jika tidak ada unsur kesengajaan? Apakah mungkin akan membentuk suatu ilusi visual tersendiri?

 

Sumber:

http://graphicdesign.spokanefalls.edu/tutorials/process/gestaltprinciples/gestaltprinc.htm

Persepsi

Filed under: Uncategorized — estherwahyuni01 @ 00:01

Persepsi atau proses penerjemahan hal-hal yang ada di sekitar kita memang merupakan hal yang menarik untuk dibahas. Bicara mengenai persepsi, saya teringat sewaktu kecil sering memandangi sprei saat menjelang tidur siang. Sprei yang ketika itu kebetulan bercorak random, membuat saya melihatnya secara berbeda-beda dari waktu ke waktu. Terkadang corak tersebut terlihat seperti karakter Donal Bebek, kadang seperti tumpukan donat, kadang seperti gadis berambut panjang, dan lain-lain.

Berbeda dengan sprei dengan satu motif tertentu yang sudah jelas menggambarkan suatu objek, corak sprei yang dibuat random dan tidak secara tegas mengeksplisitkan satu hal tertentu, seolah memancing imajinasi orang yang melihatnya dan kemudian menerjemahkannya menjadi berbagai macam hal yang berbeda-beda.

Image

Contoh sprei motif random

 

Image

Contoh sprei motif tertentu

 

Contoh lain dari kerandoman visualisasi yang mengundang beragam penerjemahan adalah sesuatu yang mungkin bagi kita semua tidak asing lagi, yaitu bentuk awan. Menghabiskan waktu memandangi awan, membayangkan berbagai macam hal yang muncul di benak kita akibat stimulus dari visualisasi tersebut, mungkin salah satu jenis entertainment tersendiri pada satu (atau dua) dekade yang lalu.

Image

 Awan yang tidak memiliki fixed & exact form

 

Namun, benarkah diperlukan ‘bumbu’ kerandoman visualisasi untuk menghasilkan persepsi yang bervariasi bagi tiap orang? Dikatakan bahwa sebenarnya selain dari informasi yang disajikan suatu benda atau objek di sekitar kita, proses perseptual sebenarnya bergantung pada ekspektasi dan isi pikiran dari masing-masing orang yang melihatnya.

Percakapan sepasang orangtua dalam sebuah film yang saya tonton, cukup menarik perhatian saya. Demikian cuplikannya:

F: Once, I remember, I was watching the twins on the trampoline. You know, one of them had this hula hoop, that she was using as a jump rope. But then the other one wanted it too so they started fighting over it. And all of a sudden, I just saw it all. You know, all this petty and jealously and selfishness. 

M: No, when I see them fight, I see beautiful energy of going forward, not letting anyone step on them, or take away what they want.

Dari percakapan tersebut, terlihat bahwa sebenarnya tidak hanya suatu hal yang random, namun suatu hal natural yang telah jelas (dalam hal ini yaitu pertengkaran di antara saudara) pun dapat diterjemahkan secara berbeda-beda oleh orang yang melihatnya.

 

Bagaimana menurut Anda: sebenarnya ada atau tidak adakah suatu ‘bumbu’ yang diperlukan untuk menghasilkan keragaman persepsi bagi manusia? 

 

Referensi

http://psych-your-mind.blogspot.com/2012/04/friday-fun-its-all-illusion.html

Visual Perception Theory In Psychology

 

June 15, 2014

Wartegg Test

Filed under: Uncategorized — keziaamelia @ 23:44

Image

Apakah ada yang pernah melihat gambar di atas? Jika Anda pernah mengikuti psikotest Anda tentu pernah melihat gambar-gambar tersebut. Biasanya gambar diberikan disertai dengan petunjuk sebagai berikut:

Image

Gambar di atas merupakan salah satu tes psikologi yang cukup sering digunakan untuk mengukur emosi, imajinasi, intelektual dan aktivitas subjek. Tes ini dikembangkan pada tahun 1920-an dan 1930-an oleh seorang psikolog Austro-Jerman, Ehrig Wartegg (Wartegg, 1939).

 

Bentuk tes standar memiliki delapan kotak putih berukuran 4cm X 4cm dalam dua baris dengan latar belakang hitam. Setiap kotak kosong kecuali terdapat tanda kecil seperti titik atau garis, yang diberikan sebagai titik awal dari gambar. Masing-masing kotak terdiri dari titik, garis kurva, 3 garis sejajar, kotak, dua garis saling memotong, dua garis terpisah, tujuh buah titik tersusun melengkung dan garis melengkung.

 

Tes ini dikembangkan dengan menerima pengaruh dari psikologi Gestalt. Psikologi Gestalt mengusulkan bahwa prinsip operasional dari jiwa manusia adalah keseluruhan, dan karenanya psikologi tidak dapat dipelajari dengan cara membagi kesatuan psikologis yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana.

 

Pada tes Wartegg, tanggapan subyek terhadap stimulus menjadi bertahap lebih kompleks seperti gambar berkembang dari garis sederhana untuk keseluruhan angka. Proses menggambar dipengaruhi oleh hukum Gestalt persepsi, tetapi pada saat yang sama, emosi, nilai-nilai dan motivasi memainkan peranan penting dalam hal ini.

 

Arti dari setiap gambar:

 

  1. Titik

Image

Meskipun kecil membuatnya mudah untuk abaikan, karena posisinya tepat di tengah, akan mengarahkan dengan jelas. Subyek dihadapkan dengan permasalahan menemukan sesuatu yang penting dari suatu tanda yang tidak berarti.

 

  1. Garis bergelombang

Image

Memberikan kesan sesuatu yang hidup.

 

  1. Tiga vertikal garis teratur meningkat

Image

Mewakili keteraturan, ketertiban, perkembangan.

 

  1. Kotak hitam

Image

Tampil solid dan statis, memberikan kemuraman, kadang-kadang memberi kesan depresi.

 

  1. Dua garis miring menentang

Image

Menciptakan kesan konflik dan dinamisme, juga menyarankan penggunaan konstruktif atau teknis.

 

  1. Garis-garis horizontal dan vertikal

Image

Menghadapkan subyek dengan masalah untuk berpikir tentang membuat seluruhnya seimbang dengan posisi mereka yang aneh.

 

  1. Titik setengah lingkaran

Image

Menunjukkan sesuatu yang lentur dan halus. Namun, subyek harus mempertimbangkan posisinya.

 

  1. Garis melengkung luas

Image

Memiliki kualitas kebulatan dan fleksibilitas dari nomor 7 (putus-putus setengah lingkaran), tetapi muncul dengan lebih tenang, besar, lancar dan mudah untuk ditangani.

 

Contoh hasil pengerjaan Wartegg Test:

Image

Image

Bagaimana? Gambar seperti apakah yang akan Anda buat dengan tanda-tanda tersebut?

 

Sumber:

Click to access 05Roivanen-KORR2.pdf

Click to access VanNiekerk-Eval_ch11.pdf

http://soalpembahasan.blogspot.com/2013/06/contoh-soal-wartegg-test.html

Gestalt, persepsi, dan trik sulap

Filed under: Uncategorized — M. Naufal Fadhil @ 21:52

(by REZA MAHARA A / 1106071170)

Pernahkah anda melihat sebuah pertunjukan sulap dimana pesulap menerbangkan sebuah benda? Dan apakah setting environment sebuah panggung sulap terkesan dengan warna-warna gelap, baik kostum pesulap maupun latar belakang panggung, hanya agar tercipta ekspresi yang mistis?

Pengaturan setting panggung dan kostum  pesulap tidak semata-mata hanya memberikan kesan magis, tetapi hal ini terkait bahwa sulap adalah sebuah seni, seni visual lebih tepatnya, dan di dalam dunia seni dikenal teori gestalt, gestalt banyak digunakan dalam menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk

Dari kelima prinsip gestalt, proximity (kedekatan posisi),       similarity (kesamaan bentuk), closure (penutupan bentuk), continuity (kesinambungan pola), dan figure Ground, beberapa teknik sulap menggunakan prinsip gestalt seperti, similarity (kesamaan bentuk), dan figure Ground.

Misalnya dengan prinsip similarity pesulap dapat memanipulasi benda yang ada ditangannya.Objek-objek yang bentuk dan elemennya mirip akan dikelompokkan sebagai suatu kesatuan.

$(KGrHqJ,!loFErfs0ZojBSbeM1h5Ow~~60_35contoh-Gestalt-similaritya20791913ec889862a132b_m

Kesamaan (similarity),  Objek-objek yang bentuk dan elemennya mirip akan dikelompokkan sebagai suatu kesatuan.,  alat bantu sulap dengan jari tangan manusia akan menyamarkan keduanya seolah menjadi satu kesatuan.

kemudian adalah trik sulap dengan menerbangkan benda ke udara, sadarkah bahwa hal ini membutuhkan, background panggung yang mendukung.

 

300px-Cup_or_faces_paradox.svg                              BRwFloatingCard

Hal ini menggunakan prinsip figure and ground pada teori gestalt, sama halnya dengan vas milik Edgar rubin yang susah membedakan antara ground dengan figure nya. Prinsip seperti ini sama dengan trik sulap menerbangkan benda pada seni sulap.

1898560_725996560768439_1072935687_ofree-levitation-magic

Objek yang diterbangkan berlaku sebagai figure dan benang hitam yang mengikatnya disamakan dengan ground, dalam hal ini adalah kostum si pesulap maupun latar panggung.

Tidak bermaksud untuk melanggar kode etik dalam dunia persulapan, sekadar membagi trik dan silakan gunakan trik ini jika anda ingin menipu orang-orang di dekat anda.

 

Sumber: http://www.desainstudio.com/2010/12/teori-gestalt-dalam-desain-grafis.html

www.magicbob2000.com

 

Masquerade

Filed under: Uncategorized — mellasetyowati @ 21:17

Pernahkah ingat serial TV di TPI namanya Masquerade atau nama jepangnya kasou taisou. Ketika saya mulai kembali mengulang melihat acara tersebut. Bisa dilihat dulu di link dibawah ini

http://www.youtube.com/watch?v=CGLIxAcHoak

Mereka menampilkan sebuah pementasan dengan memakai figure and ground. Figure and ground termasuk kedalam teori gestalt yang memang banyak digunakan untuk mempengaruhi persepsi seseorang.

Image

Figure adalah istilah untuk massa yang dibangun (biasanya dalam gambar-gambar ditunjukkan dengan warna hitam) Ground adalah istilah untuk semua ruang di luar massa itu (biasanya ditunjukkan dengan warna putih) Kadang-kadang sebuah figure ground juga digambarkan dengan warna sebliknya supaya dapat mengekspresikan efek tertentu. Menggunakan putih dan Hitam hanya sebagai salah satu contoh, kita bisa memakai warna lain yang saling berkebalikan.

 Image

Pada pementasan ini terlihat untuk menghasilkan efek melayang orang-orang yang membantu dan mengangkat pemain dibelakang menggunakan jubah berwarna hitam. Sehingga seketika orang yang berbaju merah dan orange terlihat seperti melayang dan memukul bola pingpong.

 

Image

Image

Teori gestalt digunakan untuk mempengaruhi persepsi seseorang dalam mengikuti alur cerita dari pementasan tersebut. Untuk menghasilkan efek dibuat warna yang kontras antara pemain utama dan pemain pendukung. Walaupun penonton mengetahui orang tersebut diangkat oleh orang yang dibelakangnya namun dengan warna yang kontras tersebut penonton tetap dapat menikmati skenario yang sedang dijalankan atau alur cerita dari pementasan tersebut. Sehingga pemain pendukung memang menjadi ground dari pementasan tersebut.

Sumber

http://i1.kym-cdn.com/entries/icons/original/000/004/306/ping-pong-matrix.png

http://media-cache-ak0.pinimg.com/736x/f5/7a/b6/f57ab608a534e48dcc4650a2b23c82b5.jpg

Figure ground theory. pdf

Psycho-Geometrics, Bentuk apa kepribadian anda?

Filed under: Uncategorized — myrnaivana @ 20:37

Geometri dan Kepribadian? Apakah kedua hal tersebut berhubungan? Tahukah anda ada sebuah tes kepribadian yang dihubungkan dengan bentuk-bentuk sederhana geometri.  Kesimpulan sederhana terhadap bentuk-bentuk ini dibuat bedasarkan sifat-sifat fisik bentuk-bentuk tersebut.

Berikut ini merupakan tes sederhana untuk mempelajari kepribadian anda bedasarkan bentuk geometri sederhana:

– Diantara bentuk-bentuk dibawah, manakah yang mencerminkan anda? Atau yang paling menarik perhatian anda?

 Image

– Setelah memilih, berikut ini adalah penjelasannya:

  1. Segitiga

Kompetitif, Percaya diri, mampu fokus pada satu tujuan.  Anda dapat dengan ercaya diri untuk berbicara tentang pandangan anda. 

Ciri orang segitiga: mempunyai suara yang dominan, suka bercanda dan bermain/bersantai dengan keras seperti halnya saat bekerja

 

  1. Persegi

Logis, teroganisir dan pekerja keras.  Sangat patuh terhadap peraturan.  Lebih memilih untuk berkerja sendiri dibanding dalam kelompok.  Mencari informasi sebanyak-banyaknya saat akan menentukan sesuatu. 

Ciri orang persegi: menyukai rutinitas, penampilan luar yang rapi dan juga area kerjanya.  Banyak melakukan perencanaan dan mengikutinya.

 

  1. Persegi panjang

Pemberani, menarik, dan suka bertualang.  Suka untuk belajar sesuatu yang baru. Tidak suka untuk bekerja di tempat yangsama (rutin).

Ciri orang persegi panjang:  Tidak suka rutinitas, cenderung spontan.  Misalnya dtang ketempat kerja lebih pagi atau terlambat tapi tidak tepat waktu.  Bagi yang bekerja di kantor cenderung tidk rapi dan agak berantakan.

 

4. Lingkaran

Memiliki empati dan perhatian yang tinggi bagi orang-orang disekitarnya.  Merupakan pendengar yang baik dan mempunyai kemampuan komunikasi yang sangat baik.  Terkadang memilih pilihan yang sejalan untuk menghindari konflik.

Ciri orang lingkaran: supel, persuasif dan sangat baik hati.  Sangat santai dan sering tersenyum.  Suka berbicara dan bersifat terbuka.
 

5. Zig Zag

Orang kreatif dan selalu mencari cara baru untuk melakukan sesuatu.  Tidak berpikir secara berurutan seperti dari A ke  B, tapi meloncat dari A ke M ke X misalnya. 

Ciri orang zig zag: Dramatis, kreatif.   Tidak suka lingkungan yang terlalu dikekan peraturan.  Mempunyai intuisi yang sangat baik.

 

Bentuk apakah anda?

 

Sumber:

http://www.psychogeometrics.com/index2.php

http://iwtoknow.blogspot.com/2011/01/your-favorite-geometric-shape-reveals.html

 

4 abad lebih dan kriteria kota ideal yang terus bertahan

Filed under: Uncategorized — chandrawatihasanah @ 17:34

Ketika senggang pasti kita seringkali mengisi waktu untuk refreshing, salah satu kegiatan itu adalah berjalan-jalan ke mal. Bukan, kali ini saya tidak membahas mengenai malnya, melainkan menyinggung sedikit suatu kejadian yang memberi saya inspirasi untuk membahas mata kuliah geometri ini. fufufu…

Siang itu, di margo city, terlihat begitu ramai sekali. Maklum, akhir minggu. Tetapi mata dan telinga saya tidak terganggu dengan kehirukpikukan orang yang berlalu lalang sambil tertawa dengan hebohnya. Hanya menatap dalam pada suatu spot di dalam mall tersebut. Melihat dan memperhatikan sesuatu yang tersembunyi di dalam box kaca. Maket perumahan. Sekilas saya tertarik sekaligus tergelitik dengan maket tersebut karena yang langsung terbayang di dalam benak saya adalah cara membuatnya dan jenis material yang digunakan untuk membuatnya. Tetapi pemikiran ajaib itu langsung terputus ketika saya diberi brosur mengenai perumahan itu (yang sayangnya sudah entah dimana keberadaannya sehingga tidak bisa saya tunjukkan disini L ).

Pemikiran lain langsung muncul dalam benak saya ketika melihat brosur perumahan itu. Ideal city!! Itulah kata pertama yang terlintas ketika melihat brosur tersebut. Bebas banjir, akses kemana-mana mudah hanya dalam hitungan menit, beserta gambar-gambar yang menunjukkan kehidupan sosial masyarakat madani dengan lifestylenya. Tak lupa juga penyuguhan view di komplek dengan renderan yang presentatif.

1

“The island of Utopia is in the middle two hundred miles broad, and holds almost at the same breadth over a great part of it, but it grows narrower towards both ends. Its figure is not unlike a crescent. Between its horns the sea comes in eleven miles broad, and spreads itself into a great bay, which is environed with land to the compass of about five hundred miles, and is well secured from winds.” (Utopia; page 61-62)

Poin yang saya ambil dari pernyataan om Thomas More di atas adalah kota ideal terhindar (atau mungkin ‘terselamatkan’) dari bencana alam, salah satu yang ‘katanya’ bencana alam yang sering ngehits belakangan ini di kota adalah banjir.

Tetapi kalo kita mau melihat lebih dalam dari pernyataan itu, inti dari pernyataan tersebut sebenarnya menyatakan bahwa kota ideal itu ‘aman’.

“The town is compassed with a high and thick wall, in which there are many towers and forts …” (Utopia; page 68)

Itulah mengapa ‘siperumahandeveloper’ dikelilingi oleh tembok. Ketika ada pernyataan ‘aman’, definisi aman bisa berbeda-beda,tetapi kurang lebih definisi aman memiliki sudut pandang bahwa bagian luar merupakan bagian asing yang tidak diketahui sehingga apa yang di dalam harus di lindungi dari luar. Dan keberadaan tembok itu, secara arsitektural, melindungi keberadaan perumahan yang terletak di dalamnya.

They breed an infinite multitude of chickens in a very curious manner; for the

hens do not sit and hatch them, but a vast number of eggs are laid in a gentle and equal heat in order to be hatched,and they are no sooner out of the shell, and able to stir

about, but they seem to consider those that feed them as their mothers, and follow them as other chickens do the hen that hatched them. They breed very few horses, but

those they have are full of mettle, and are kept only for exercising their youth in the art of sitting and riding them; for they do not put them to any work, either of ploughing

or carriage, in which they employ oxen. For though their horses are stronger, yet they find oxen can hold out longer;” (utopia;page 65)

 

Their buildings are good, and are so uniform that a whole side of a street looks like one house … there lie gardens behind all their houses. These are large, but enclosed with buildings, that on all hands face the streets, so that every house has both a door to the street and a back door to the garden…” (Utopia; page 69)

 

kutipan di atas merupakan gambaran kecil dari gaya hidup masyarakat utopia. bagaimana mereka memanfaatkan teknologi dan keadaan yang ada. ada gaya hidup khusus yang dibentuk disini. Gaya hidup yang berbeda.

 

 

Begitupula dengan gambaran gaya hidup yang disuguhkan ‘siperumahandeveloper’.

2

fitnessà biar sehat.

punya mobilà status ekonomi menengah ke atas

ada tamanà estetika

ada gaya hidup yang dibentuk

selain itu, gaya hidup, yang terlihat jelas di ‘siperumahandeveloper’ adalah adanya keseragaman bentuk hunian.

 “Their buildings are good, and are so uniform that a whole side of a street looks like one house … there lie gardens behind all their houses.” (Utopia; page 69)

Keseragaman rumah yang kurang lebih sama satu sama lain. Walaupun ada penyesuaian besaran dan jenis ( dalam satu perumahan developer terkadang ada beberapa tipe rumah yg dibedakan berdasarkan ukurannya.)

Nah, gambaran singkat di atas merupakan gambaran kota ideal menurut Thomas More (abad 16), dan salah satu developer yang ada di Indonesia (abad 21) . sudah lewat 4 abad lebih, tapi tidak jauh berbeda. Bagaimana ya kriteria kota ideal di masa mendatang?? Atau bagaimana sih kriteria kota ideal menurut kamu?share dong :D~~…

 

 

Referensi:

More, Thomas. 1885. Utopia (Translated by Gilbert Burner). London: George Routledge & Sons

 

Sumber gambar:

http://utopianworlds.pbworks.com/f/1213220180/More%20v2.jpg

http://rusunamisubsidi.files.wordpress.com/2009/04/080630-mb-flyer-01-gold-b.jpg

 

Topology on DotA 2 and virtual interaction

Filed under: architecture and other arts — fariz hirzan @ 17:10
Tags:

DotA 2 (Defense of the Ancient 2) merupakan Multiplayer Online Battle Arena video game yang merupakan sequel dari Defense of the Ancient dengan gameplay yang sama. Tiap pertandingan DotA melibatkan dua tim (terdiri dari lima orang tiap tim) yang mana masing-masing tim bertujuan untuk menghancurkan markas lawan di ujung masing-masing kubu (Radiant atau Dire). Tiap pemain mengontrol satu unit Hero yang fokus untuk meningkatkan level, memperoleh gold, memperoleh peralatan dan bertempur satu sama lain melawan tim lawan untuk meraih kemenangan.Selain Hero tiap kubu dibantu oleh Autonomous unit berupa creep yang membantu kubu untuk menghancurkan markas kubu lawan.

Screen Shot 2014-06-15 at 5.01.45 PM

Meskipun game ini memiliki 111 hero yang dapat dipilih dengan kemampuan yang berbeda-beda, DotA 2 hanya memiliki 1 jenis map yang tidak pernah berubah di setiap pertandingannya. Sehingga, meskipun strategi yang digunakan secara kemampuan hero dapat dikatakan berbeda, namun bagaimana strategi secara spasial yang terkait selama proses dari awal hingga akhir permainan (sebagai sebuah siklus) mulai dari meningkatkan level, memperoleh gold, memperoleh peralatan, hingga bagaimana bertempur satu sama lain memiliki kemiripan di tiap pertandingannya. Melihat kemiripan siklus di tiap pertandingan yang terjadi di dalam map yang sama serta materi yang telah disampaikan di kelas mengenai topologi dalam arsitektur, muncul pertanyaan “Apakah aktivitas dalam siklus yang saling terhubung di dalam game yang menjadi pokok utama dalm proses penciptaan map di dalam game? Bagaimana hal tersebut mempengaruhi kita di dalam ruang virtual?”

Screen Shot 2014-06-15 at 5.01.56 PM

Seperti yang dijelaskan sebelumnya map dalam dota tersusun seperti gambar diatas. Ada 3 jalur utama yang akan selalu diisi oleh unit otomatis berupa creep yang berfungsi membantu Hero menghancurkan tower lawan satu persatu (kotak hijau untuk tower radiant dan kotak merah untuk tower dire). Hero akan mendapatkan gold setiap membunuh hero kubu lawan, membunuh creep lawan atau neutral dan menghancurkan tower di sepanjang permainan. Sehingga pemilihan posisi dalam map menjadi hal yang krusial di setiap pertandingannya. Bottom line menjadi easy lane untuk radiant (untuk dire top lane) dikarenakan posisi tower cenderung lebih ke dalam (terlihat dari batas hijau dan merah pada gambar) sehingga Hero yang membutuhkan level dan gold tanpa resiko terbunuh tim lawan akan cenderung mengambil easy lane mereka masing-masing. Sebaliknya hero yang memiliki kemampuan untuk berperang lebih aman (misalnya menyerang jarak jauh) bisa mengambil hard lane ataupun neutral lane yang terletak di middle lane dengan tujuan tiap anggota tim dapat memperoleh gold serta meningkatkan level dengan lebih efektif tanpa resiko terbunuh tim lain. Dengan kebebasan bergerak yang hero miliki, maka perjalanan perang tidak akan hanya berhenti di salah satu lane saja. Ketika hero dirasa sudah cukup untuk memburu lawan mereka, ataupun berperang dengan seluruh anggota tim sangat mungkin terjadi perpindahan lane yang difasilitasi oleh sungai ataupun hutan yang terletak diantara garis hijau ataupun garis merah yag dapat kita lihat pada gambar sebelumnya. Mengingat konteks berperang didalam game, tentunya perpindahan melalui sungai ataupun hutan tidak hanya menjadi sebuah perpindahan tanpa sebuah pertimbangan strategi berperang.

Screen Shot 2014-06-15 at 4.56.18 PM

Gambar diatas merupakan contoh visualisasi dari pola menyerang yang terbentuk oleh kubu dire (untuk kubu radiant atau bagaimana pola bertahan dari dire arah panah sebaliknya). Pola ini terbentuk dari siklus permainan yang terjadi padaumumnya dimana mulai mencari gold dan meningkatkan level pada satu lane terlebih dahulu, mulai berpindah untuk membantu teman untuk membunuh anggota tim musuh, fokus menghancurkan tower demi tower (tower harus dihancurkan dari urutan paling luar ke paling dalam dari tiap kubu), mulai menyerang, bertahan ataupun berperang antar Hero di saat bersamaan dan kembali lagi mencari gold yang semuanya tergantung dari strategi pemain. Strategi tersebut tentunya juga didukung oleh spasial penghubung antar 3 lane utama. Sebagai contoh bagaimana memanfaatkan orientasi lawan menyerang (yang ditentukan hubungan antara tower radiant dengan dire) seperti gambar dibawah.

Screen Shot 2014-06-15 at 4.56.28 PM

Melalui keterhubungan antara satu tower dengan tower yang lain, dapat dilihat terbentuknya sebuah penunjang siklus yang telah dibahas. Meskipun sekilas memang terlihat kita yang harus mengadaptasi map tersebut. Namun setelah dilakukan penelusuran melalui visualisasi mekanisme menyerang seperti gambar sebelumnya sebenarnya map sudah dirancang mempertimbangkan hal-hal seperti ini sehingga memang terasa bahwa map yang disusun terbentuk dari keterhubungan antara tower yang menjadi pusat aktivitas dari unit-unit baik Hero maupun creep yang menjadi komponen dalam pertandingan. Keterhubungan tersebut membuat sebuah spasial yang mampu dimanfaatkan dua arah oleh kedua kubu yaitu menjadi offensive ataupun defensive tergantung dari keadaannya. Sehingga meskipun terdapat beragam kemampuan dari beragam hero yang tersedia, dengan menggunakan mekanisme perangyang sama, map dalam DotA ini merupakan kunci dari peperangan itu sendiri. Skill hero hanya menjadi komponen pendukung seperti apa tindakan yang harus dilakukan namun unsur spasial tetap menjadi kunci kemenangan di dalam peperangan ini sendiri.

 

Source:

 

 

Ketika Musik Berarsitektur

Filed under: Uncategorized — Annisa Dyah Lazuardini @ 14:46

Musik dan arsitektur merupakan dua bentuk karya yang dinikmati dengan cara berbeda meski tidak sedikit karya arsitektur yang dibuat berdasar musik. Dalam relasi sebaliknya, untuk menampilkan suatu karya musik tentunya dilakukan dalam suatu ruang tertentu, yang pastinya berhubungan dengan elemen arsitektur. Karena itu seorang musisi Amerika bernama David Byrne melontarkan pertanyaan terkait konteks arsitektur dari suatu karya musik.

“…I also noticed that sometimes the music that I had written, or was writing at the time, didn’t sound all that great in some of those halls. We managed, but sometimes those halls didn’t seem exactly suited to the music I was making or had made. So I asked myself: Do I write stuff for specific rooms? Do I have a place, a venue, in mind when I write? Is that a kind of model for creativity? Do we all make things with a venue, a context, in mind?”

Rupanya bukan hanya Byrne yang mempertanyakan dan melakukan eksperimen terkait hubungan pertunjukan musik dengan arsitektur. Sebuah festival musik kontemporer pernah mencoba untuk mengadakan pertunjukan yang tidak biasa, yaitu menampilkan musik tidak pada ruang yang semestinya. Instrumen musik yang biasanya harus didengar pada ruang yang luas atau bahkan terbuka dimainkan dalam ruang ganti yang luasnya tidak lebih dari 10 meter persegi. Berikut adalah video kompilasi dari beberapa pertunjukan yang diadakan.

 

 

Kemudian ada pula eksperimen yang tidak lagi dilakukan pada ruang yang diam, tetapi bergerak. Suatu karya musik bernama Neotrope dimainkan pada carousel yang bergerak, kemudian dibandingkan dengan efek suara yang dihasilkan ketika dimainkan di ruang pertunjukan biasa. Karena instrumen yang digunakan adalah akordion, perbedaan efek suara yang diproduksi menjadi cukup jelas terdengar.

 

 

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah; arsitektur membentuk musik, atau musik membentuk arsitektur? Bagi saya, keduanya sangat mungkin terjadi. Keduanya dapat saling menguatkan, ketika arsitektur dibuat mengikuti kebutuhan instrumen musik tentu kualitas produksi suaranya akan semakin baik. Sebaliknya, musik yang dibuat memanfaatkan konteks arsitektur juga memungkinkan terciptanya pertunjukan musik yang semakin kreatif dan inovatif, meskipun selalu ada kemungkinan produksi suara yang justru kurang nyaman didengar. Tetapi dengan menggali pemanfaatan arsitektur dalam pembentukan musik mungkin kita dapat menciptakan suatu karya yang unik, baik untuk menjadi suatu karya arsitektur maupun karya musik.

 

Tertarik untuk mencoba?

 

Referensi:

http://machineproject.com/projects/hammer/little-william-theater-festival-of-new-music/

http://www.newmusicbox.org/articles/Place-Space-and-Music-Experiments-in-Context/

Arsitektur, Gestur dan Persepsi

Filed under: everyday geometry,perception — rousanilmy @ 13:47

Ketika kita sedang berjalan-jalan di kota, seringkali pandangan kita tertuju pada bentuk bangunan-bangunannya. Berbeda dengan ketika kita berada di pedesaan atau hamparan alam yang luas, di mana objek utama yang menjadi perhatian kita adalah bentuk lansekap dan kondisi geografisnya. Namun, ketika kita melihat ke arah bangunan-bangunan yang ada di kota ternyata bentuk bangunannya dapat menimbulkan persepsi kita akan gestur tubuh manusia. Seperti contohnya pada bangunan-bangunan di bawah ini.

Untitled-1

Gambar 1 : Gedung Petronas di Malaysia, memiliki komposisi bentuk seperti dua orang yang sedang berdiri dan bersalaman.

Untitled-4

Gambar 2 : Capital Gate atau Leaning Tower di Abu Dhabi dan Menara Pisa di Itali, berbentuk sebuah menara yang menjulang tinggi dan miring ke satu arah seolah akan jatuh ke tanah. Bentuknya yang miring tersebut mirip dengan seorang yang sedang berdiri miring, seolah persepsi kita mengingatkan kita pada gaya tarian seorang penyanyi pop terkenal Amerika.

Untitled-3

Gambar 3 : Walter Tower di Prague, Republik Ceko, walaupun bangunan ini belum selesai namun bentuknya yang miring dan seakan menari mengikuti irama ke kiri dan ke kanan. Bentuk tersebut dapat mengingatkan kita pada tarian yang sering dilakukan manusia dengan tubuhnya.

Untitled-2

Gambar 4 : CCTV Headquarters di Beijing, Cina, juga memiliki bentuk yang unik. Bentuknya yang melengkung dan membentuk lingkaran, dengan beban terbesar berada pada bagian paling atas bangunan yang menggantung. Bentuk seperti ini dapat terlihat seperti bentuk seorang yang sedang melakukan kayang. Selain dari kemiripan bentuknya, kedua hal tersebut juga memiliki prinsip struktur yang bisa dibilang sama, karena keduanya sama-sama menggunakan ‘tangan’ dan ‘kaki’nya dalam menahan beban tubuhnya.

Selain contoh di atas, masih banyak bentuk-bentuk bangunan yang bentuknya unik dan mirip dengan gerakan tubuh manusia. Salah satu contohnya lagi seperti karya yang dihasilkan oleh Grant Snider, dalam bentuk komik dia mengilustrasikan berbagai bentuk bangunan arsitektur dengan tarian yang sesuai dengan gaya arsitekturalnya.

Berdasarkan analisis gambar siluet gestur tubuh manusia di atas dan gerakan tarian berdasarkan kecocokannya dengan gaya arsitektur tertentu, ternyata dalam mengekspresikan karya arsitektur memiliki kesamaan bentuk dengan bentuk dan gerakan tubuh manusia. Dari pengamatan tersebut muncul sebuah pertanyaan, apakah ketika seorang arsitek merancang suatu bangunan, bentuk arsitektural yang dirancangnya menggunakan tipikal bentuk tubuh manusia dan gerakan tubuhnya ke dalam suatu karya arsitektur? Ataukah hal tersebut terjadi karena sang arsitek tidak sadar ketika mendesain bentuk seperti itu? Atau apakah hal itu hanya persepsi orang yang melihatnya saja, hingga bentuk bangunannya bisa terlihat menyerupai gestur manusia?

Terlepas dari sadar atau tidak sadarnya sang arsitek, lalu mengapa bentuk seperti itu yang pilih dalam desainnya? Apakah hal tersebut dikarenakan tubuh manusia beserta gerakan tubuhnya memiliki suatu kualitas yang dapat memberikan bentuk yang indah sekaligus kokoh? Bagaimana menurut anda mengenai ini? Apakah ada teori mengenai hal ini?

 

 

Referensi :

http://weburbanist.com/2009/09/22/10-peculiarly-precarious-buildings/

– http://mashable.com/2013/06/18/dancing-about-architecture/

 

Sumber Gambar :

– Gambar 1 : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/85/Petronas_Panorama_II.jpg

– Gambar 2 : https://geometryarchitecture.files.wordpress.com/2014/06/fa662-capital-gate-in-abu-dhabi-02.jpg

– Gambar 3 : http://img.weburbanist.com/wp-content/uploads/2009/09/3-1Precarious.jpg

– Gambar 4 : http://blog.archpaper.com/wordpress/wp-content/uploads/2013/11/CCTV.jpg

– Gambar siluet gestur : Dokumentasi pribadi

Tarian, Cerminan hidup yang penuh dengan topologi?

Filed under: everyday geometry,locality and tradition — M. Naufal Fadhil @ 12:37

Pernah menonton pertunjukan Tari Tarek Pukat? Tarian dari Aceh ini mungkin belum sepopuler Tari Saman di Indonesia. Dalam Bahasa Indonesia, Tarek Pukat berarti menjala ikan. Tarek Pukat menggambarkan semangat teamwork nelayan saat bekerja.

229597_1665578257702_4938016_n

Keseharian nelayan menarik pukat (menjala ikan)

Uniknya, tarian ini menghasilkan suatu produk yang menggambarkan maksud dan urutan gerak. Dalam merangkai produk yaitu ikatan tali yang berbentuk jaring, penggunaan prinsip topologi sangat menentukan, seperti mobius strip ketika merangkai tali menjadi jaring. Sebelum membaca opini saya, lebih baik anda menonton terlebih dahulu Tari Tarek Pukat berikut.

Dalam Tarian Tarek Pukat, awalnya penari wanita yang berjumlah 9 orang membawa 8 utas tali, perhatikan penari paling kiri tidak memegang apapun (hanya memposisikan tangan seperti memegang tali). Seiring dengan pergantian irama musik, gerakan berubah menjadi mengarahkan gulungan tali di tangan kanan ke belakang penari sebelah kanan, dan penari disebelah kanan memasukkan badannya ke dalam gulungan tali tersebut.

 

Ketika gerakan tersebut mencapai penari ke 9, gerakan diputar balik, dan disini terjadi proses penyilangan tali, membentuk mobius strip, sehingga tali satu dengan lainnya saling mengikat. Gerakan terus berulang tergantung berapa ruas jaring yang ingin dibuat. Jika ingin memperbanyak ruas horizontal jaring, maka jumlah putaran tarian harus lebih banyak. Sedangkan jika ingin memperbanyak ruas vertikal jaring, maka yang diperbanyak adalah jumlah penari.

tarek pukat posisi 1

posisi kedua

posisi ketiga

 posisi keempat

 hasil akhir

Pola topologi dan mobius strip memang cukup mudah dilihat pada tarian ini, sebab ia memiliki produk. Dan penggunaan topologi tersebut tentunya bertujuan untuk membentuk produk akhir yang menjadi klimaks dari tarian. Pola akhir yang ditunjukkan tersebut membuat penonton mengerti berbagai tujuan gerakan sebelumnya, sehingga semua gerakan berhubungan satu sama lain. Karena tarian ini menggambarkan kehidupan nelayan, ada kemungkinan kehidupan mereka dipenuhi dengan topologi dan mobius strip yang tercermin dalam gerakan tali ini. Bagaimana dengan tarian – tarian lainnya? Apakah ternyata semua tarian baik yang menghasilkan produk ataupun tidak memiliki topologi dari bagian awal hingga klimaks dan penyelesaiannya? Lantas, dapat disimpulkan kegiatan dari satu titik ke titik lain dan kembali ke titik sebelumnya sangat sering kita lakukan yang juga sudah diturunkan dari nenek moyang kita melalui budaya tarian. Bagaimana pendapat anda?

Referensi :

Kuliah Geometri Arsitektur 30 April 2014 tentang Topologi

http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2683/meusare-saree-tari-tradisional-banda-aceh-nanggroe-aceh-darussalam

Geometri Untuk Mengenal Hewan

Filed under: Uncategorized — Gita Andriani @ 09:30

Suatu hari ketika saya sedang pergi ke toko es krim dengan teman-teman, kami memperhatikan sebuah unsur dekoratif pada ruangan tersebut. Di salah satu sudut anak-anak, terdapat sebuah dinding putih yang pada permukaannya ditempelkan benang-benang membentuk hewan-hewan yang sangat lucu. Walaupun hanya menggunakan garis-garis geometris yang sederhana, kami dengan mudah mengetahui bentuk hewan apa yang dimaksud. Setelah mengomentarinya dengan yang lain, kami berkesimpulan bahwa garis-garis geometris tersebut hanya mengambil lekukan-lekukan atau bentuk yang esensial dari setiap hewan. Dengan kekhasan masing-masing hewan, maka setiap gambar menjadi sangat berbeda antara satu dan yang lainnya. Salah satu bentuk edukasi yang baik bagi anak-anak untuk mengenal hewan.

 

Lalu, saya tertarik untuk mencarinya di internet dan menemukan gambar sejenis seperti berikut:

Untitled-1

(Kunath, 2013)

 

Setelah memperhatikan dengan seksama setiap gambar, ternyata apabila setiap bidang geometris yang terbentuk diarsir, maka pengetahuan yang diambil dapat semakin banyak. Ketika bentuknya hanya seperti gambar di bawah, mungkin manusia yang melihat hanya dapat mengidentifikasi hewan apakah itu. Namun ketika diarsir dengan garis-garis yang memiliki kepadatan berbeda pada tiap bidangnya, gambar yang tersaji dalam bentuk dua dimensi, tetap dapat terlihat kedalamannya. Garis yang lebih padat menghasilkan “warna” yang gelap seolah memiliki posisi yang lebih dalam atau di belakang. Selain itu, garis-garis juga bisa menyampaikan perbedaan warna yang cukup signifikan antara warna yang gelap dan terang apabila hewan tersebut memang diidentifikasi melalui warnanya yang khas.

geometric-animal-trophy-heads_88b18a0f-7037-429f-a58b-6f9d4ff0d9c1_large

(Vertigo Home, 2014)

 

Titik, garis, dan bidang yang terbentuk dari gambar-gambar hewan selain menjadi unsur dekoratif pada sebuah ruang karena memiliki nilai seni yang baik menurut saya, mempunyai nilai edukasi terhadap anak-anak. Selain belajar untuk mengenal hewan di sekitarnya, anak dapat belajar juga mengenai seni melalui garis-garis sederhana tersebut.

 

 

Referensi

Kunath, A. (2013). Geometric Animals. [image] https://www.behance.net/gallery/Geometric-Animals/9030549. Diakses 15 Juni 2014.

Vertigo Home, (2014). Bend Water Buffalo Geometric Animal Trophy Head Bend Water Buffalo Geometric Animal Trophy Head Bend Water Buffalo Geometric Animal Trophy Head. [image] http://www.vertigohome.us/products/bend-water-buffalo-geometric-animal-trophy-head. Diakses 15 Juni 2014.

Vertikal Lebih Ideal Daripada Horizontal?

Filed under: ideal cities — amaliaputriayuichlasiaty @ 06:31

Saat ini, kita mungkin sadar bahwa di sekitar kita, di lingkungan kita, mulai banyak bermunculan adanya pemukiman-pemukiman bertajuk kota vertikal. Ya, seperti apartemen-apartemen mulai dari harga terjangkau sampai merogoh kocek hingga tetes terakhir, mulai dari tipe studio sampai tipe bawa-temen-sekampung-cukup pun ada. katanya, kota vertikal adalah solusi yang tepat untuk mencapai sebuah konsep kota ideal di masa mendatang. Sebagai jalan keluar atas masalah kepadatan itu tadi. Tapi pertanyaannya, apakah si ‘kota vertikal’ ini sebenarnya sudah dapat dikatakan kota ideal?

“…the right size for a city – large enough to be self-sufficient for the purpose of living the good life but small enough to allow the citizens to know one another’s personal charcters. Some modern city planners refer to this size as ‘ideal’.” (Kevin Lynch, 1954)


Merujuk pada kutipan Lynch, saya mencoba menafsirkan bahwa kota yang ideal terdefinisikan dalam dua hal, kehidupan individu yang baik, dan kehidupan sosial yang baik. Untuk mencapai kehidupan sosial yang baik, dapat diukur dengan seberapa jauh sebuah individu dapat berkomunikasi dengan individu lain. Nah, kalau misalnya sebuah kota dapat disusun secara vertikal, apakah kota tersebut dapat mendorong kehidupan bersosialisasi?

 

Image

Gambar Apartemen Kalibata.  Sumber: pribadi

saya mengambil salah satu contoh kota vertikal yang dibangun di era abad 21-an. mungkin kalian sudah tahu akan keberadaannya, karena tak butuh usaha yang keras untuk dapat memandangnya. namanya superblok Kalibata City. Komplek hunian vertikal lintas penghuni lintas harga ini berlokasi di tepi jalan Pahlawan Kalibata, Jakarta. Letaknya yang berada di tepi jalan, yang merupakan titik berkumpulnya aneka transportasi umum, ditambah lagi adanya stasiun dengan jarak yang cukup dekat, Stasiun Duren Kalibata. Dalam satu komplek, terdiri dari 18 menara yang masing-masing terdiri dari 18 lantai. Pada lantai pertama seluruhnya digunakan untuk area publik, servis gedung dan sirkulasi. Terdapat dua area publik, yaitu kios-kios dan area bermain anak.

 

Image

Gambar Area Bermain. Sumber: Pribadi

 

Pertama. Area bermain anak merupakan area yang memfasilitasi penghuni anak-anak agar tetap dapat bermain biarpun mereka tidak lagi tinggal di rumah tipe landed house. Tempat ini (mungkin) diskenariokan sebagai tempat untuk si ‘dewasa’ berkomunikasi dengan yang lain karena terdapat tempat duduk-duduk di sekeliling area bermain anak.

 

Image

Gambar Salah Satu Kios Lantai Dasar. Sumber: Pribadi

 

Kedua. Kios yang berada di lantai dasar ini berfungsi sebagai tempat berjualan aneka ragam barang dan jasa. Mulai dari kios penjual makanan, minuman, buah, cuci baju, hingga warnet dan rental computer pun ada di masing-masing menara. Menurut salah satu penjual di salah satu kios, kios ini memang ampuh bila difungsikan sebagai area bersosialisasi. Karena kios-kios ini tidak sepenuhnya berbatas masif sehingga dapat berbaur.

 

5Gambar Salah Satu Area dalm Mall. Sumber: Pribadi

 

Ketiga. Mall yang terdapat di basemen kalibata city. Mall yang sebagian besar terfungsikan sebagai tempat makan ini mungkin hampir sama tujuannya dengan kios. Terdapat berbagai kebutuhan yang disediakan di mall ini dengan maksud penghuni tidak perlu kemana-mana lagi untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

 

Dari sebuah review singkat tentang area publik (area publik terbatas seperti masjid dan ruang serbaguna tidak ditampilkan) di atas, adanya segala kebutuhan yang ditawarkan bagi si penghuni untuk mendapatkan kehidupan individu dan sosial yang baik, mungkin akan menghasilkan kualitas yang juga baik. Tapi, bila dilihat pada skala yang lebih jauh, bukankah adanya segala fasilitas yang terdapat di komplek ini akan menciptakan blocked connectivity dengan lingkungan sekitar? Lalu, bukankah hal yang demikian akan menciptakan golongan-golongan tersendiri, anak komplek apartemen kalibata dan anak rumahan kalibata?

 

Apakah hal tersebut merupakan kondisi ideal yang diinginkan di masa mendatang?

 

 

 

Referensi:

Kuliah Geometri dan Arsitektur: Ideal City. 2014.

Amin, Ash. Thrift, Nigel. 2002. Cities: Reimagining the Urban. Polity Press. UK.

Lynch, Peter. Catherine. David. Laura. 1996. City Sende and City Design: Writings and Projects of Kevin Lynch. MIT Press. USA.

Sound & space

Filed under: Uncategorized — endahpratiwi02 @ 05:04

Suara seringkali diabaikan peranannya dalam membentuk persepsi manusia. Kebanyakan hanya berpikir bahwa elemen pembentuk ruang yang paling utama adalah aspek visual saja. Padahal salah satu pembentuk ruang adalah suara, bagaimana suara mengubah persepsi manusia akan suatu tempat merupakan hal yang penting. Hal inilah yang mendasari banyak perancang atau arsitek yang mengadakan penelitian tentang hubungan antara persepsi ruang manusia dengan suara yang ada di sekitarnya.

Sebelum saya memaparkan tentang hubungan antara suara dan ruang, terlebih dahulu saya akan memaparkan tentang preferensi manusia dalam melihat suatu hal dengan dua keadaan yang berbeda, yang pertama adalah ketika manusia melihat suatu benda yang bergerak dengan suara dan tanpa suara. Berikut adalah percobaannya:

http://natgeotv.com.au/videos/brain-games/seeing-with-your-ears-31836872.aspx

Ternyata, terdapat persepsi yang berbeda pada satu video yang sama persis. Hal ini disebabkan oleh suara yang merupakan sumber perbedaan persepsi manusia terhadap apa yang mereka lihat.

 “Sound affects us physiologically, psychologically, cognitively, and behaviorally, all at the time.” – Julian Treasurestate.

Lalu bagaimana halnya apabila persepsi manusia akan suara tersebut diartikulasikan dalam lingkup yang lebih besar? Seperti apakah hubungan yang terjadi antara manusia dan suara tersebut?

Contoh karya pertama yang akan saya ceritakan  adalah Le Cylindre Sonore karya Bernhard Leitner. Karya ini merupakan gabungan antara karya seni audio dan arsitektur, sebagai seorang arsitek dan komposer, Leitner tahu betul bagaimana cara menggabungkan kedua elemen tersebut sehingga menghasilkan kualitas ruang yang berbeda. Leitner mencoba untuk mengartikulasikan hubungan ‘abstrak’ antara manusia dengan suara melalui karyanya ini. Terletak di tengah taman bambu Paris Parc de la Villette, bangunan yang berdiameter 10 m dengan tinggi 5 m ini bermaterialkan beton. Suara yang dikeluarkan oleh bangunan ini bahkan terdengar dari luar sehingga menarik orang untuk masuk ke dalamnya.

Le Cylindre Sonore 1    LCS

Sound Organization             Conceptual sketch 2

Diagram Organisasi Suara                                                           Sketsa Konseptual

Suara yang dikeluarkan oleh bangunan ini cenderung membuat orang fokus sejenak pada ruang tersebut untuk mendengarkan bunyi-bunyian yang ‘dinyanyikan’ oleh Le Cylindre Sonore. Berbagai macam material yang digunakan pada karya ini bertujuan untuk memaksimalkan suara yang akan dikeluarkan, seperti elemen air pada kolam yang mengelilingi bangunan ini. Berikut adalah video Le Cylindre Sonore:

Eksperimen-eksperimen yang berbasis suara dan arsitektur tidak berhenti sampai di situ. Seiring berjalannya waktu, eksperimen yang dilakukan tidak terbatas lagi oleh ruang fisik. Salah satu eksperimen modern tentang suara dan ruang adalah WAVES yang dikerjakan oleh mahasiswa dari dari Lighting Institute, TU Eindhoven yang tergabung dalam OPENLIGHT (laboratorium kreatif tata cahaya). Kali ini elemen suara tidak hanya berada dalam konteks ruang manusia, namun digabungkan juga dengan aspek tata cahaya.

Bekerja sama dengan belasan ahli tata suara, para mahasiswa di OPENLIGHT membuat sebuah alat yang memiliki ribuan mikrofon sehingga mampu menemukan suara dalam ruang dan menerjemahkannya dalam instalasi tata cahaya. Berikut adalah videonya:

Dari kedua contoh yang telah saya sebutkan, masing-masing berusaha untuk mengeksplorasi aspek suara dengan cara yang berbeda. Namun di sisi lain, mereka juga memiliki tujuan yang sama, yaitu mencoba untuk ‘melihat’ suara dan hubungannya dengan ruang manusia.

Referensi:

http://www.archdaily.com/168152/ad-classics-le-cylindre-sonore-bernhard-leitner/

http://natgeotv.com.au/videos/brain-games/seeing-with-your-ears-31836872.aspx

http://www.everydaylistening.com/articles/2013/11/13/waves.html

http://www.archdaily.com/426396/making-space-resonate-incorporating-sound-into-public-interest-design/

Mobius Strip Berbentuk Hati <3

Filed under: architecture and other arts,everyday geometry — brigittamartha @ 04:17

Dari kelas geometri dan arsitektur yang saat itu menjelaskan materi tentang Mobius Strip dan Topologi-nya, sungguh membuat saya tercengang dan takjub dengan teori tersebut.

“The Möbius band or Möbius strip (alternatively written Mobius or Moebius in English) is a surface with only one side and only one boundary component. It has the mathematical property of being non-orientable. It was discovered independently by the German mathematicians August Ferdinand Möbius and Johann Benedict Listing in 1858, who both included it in unpublished manuscripts.”

http://www.scidiv.bcc.ctc.edu/Math/Mobius.html

Teori tentang Mobius ini sunggu menarik perhatian saya karena tidak ter-orientasi-nya sisi yang telah dilekatkan. Jika pada kelas geometri dan arsitektur, telah diberikan simulasi Mobius Strip tentang bagaimana sehelai kertas dengan dua sisi-nya yaitu sisi dalam dan luar, justru dibuat sedemikian rupa sehingga sisi dalam dan luar tidak terdefinisi, lalu dibelah dua sehingga kertas tersebut berlipat ganda menjadi dua helai kertas. Namun, bagaimana jika diawal simulasi justru kita memakai langsung dua helai kertas untuk dijadikan percobaan Mobius Strip? Apakah yang terjadi?

1

Step 1

2

Step 2

3

Step 3

4

Step 4

5

Step 5

6

Mobius Strip Berbentuk Hati

Pada video diatas, dapat dilihat bahwa mobius strip juga dapat dilakukan dengan langsung menggunakan dua helai kertas sebagai permulaan simulasi. Mobius Strip yang dihasilkan dari simulasi diatas, yaitu Mobius Strip berbentuk dua hati yang saling terikat.

Berbeda dengan simulasi yang terjadi pada sehelai kertas, ketika dibelah menjadi dua justru berlipat ganda menjadi dua  helai kertas. Namun, ketika diawali dengan dua helai kertas dan dibelah menjadi dua yang terjadi kedua helai kertas tidak berlipat ganda menjadi empat, justru tetap berjumlah dua helai dan yang paling menyenangkan Mobius Strip tersebut justru membentuk hati yang saling terikat.

Silahkan dicoba.. siapa tahu bisa jadi hadiah teristimewa untuk yang teristimewa ❤ ❤

 

referensi:

http://www.scidiv.bcc.ctc.edu/Math/Mobius.html (diakses 9 Juni 2014)

– http://www.youtube.com/watch?v=o2hqM8BgjK0 (diakses 11 Juni 2014)

– http://castroller.com/podcasts/TokenSkepticPodcast/2790898 (diakses 12 Juni 2014)

Mobil , Wajah, Persepsi, dan Ekspresi

Filed under: Uncategorized — anwarbahir @ 02:46

seringkali bagaimana kita mengetahui bagaimana perasaan seseorang melalui ekspresi dari wajahnya, bagaimana seseorang sedang sedih, gembira, marah, dapat diketahui melalui bagaimana wajah seseorang terlihat. saat kita melihat seseorang dengan wajah yang tertegun, mata sayu, mulut cemberut dan seakan-akan jatuh kearah bawah, kita mempersepsikan ekspresi tersebut bahwa seseorang itu sedang merasa sedih, dan murung. atau saat kita melihat seseorang dengan wajah yang sumringah, tersenyum, alis keatas, kita mempersepsikannya bahwa orang tersebut sedang merasa sedih. akan tetapi kita seringkali mempersepsi ekspresi selain melalui wajah manusia ? contohnya adalah ekspresei dari bagian depan mobil, bagian depan mobil seringkali dipersepsi sebagai ekspresi senang, sedih, dan lainnya.

Image

seperti gambar depan mobil, diatas, ekspresi yang dipersepsi adalah ekspresi sedih, lain dengan gambar selanjutnya

. Image

pada gambar ini, ekspresi yang dipersepsi adalah ekspresi senang, dan gembira. hal ini menimbulkan pernyataan, bagaimana mungkin antara wajah manusia dan bentuk bagian depan mobil, dapat dipersepsikan sebagai ekspresi yang kurang lebih sama. yaitu persepsi terhadap ekspresi sedih atau senang ? padahalsecara fisik, kedua nya sangat berbeda.

Image

gambar diatas adalah, perbandingan antara wajah manusia dengan muka depan mobil, dengan ekspresi yang dipersepsi kurang lebih serupa, secara sekilas pada saat melihat kedua foto antara mobil dengan wajah, keduanya menghasilkan persepsi terhadap ekspresi yang sama. walaupun keduanya memiliki bagian penyusun yang berbeda.

Image

berdasarkan análisis gambar dianas, dalam mempersepsi ekspresi wajah senang dan sedih dapat dibedakan pada bentuk dari mata, alis, pipi, dan mulut, akan tetapi bagian wajah lainnya terlihat hampir serupa. pada mobil, ekspresi dipersepsi melalui bentuk lampu dan bagian bawah mobil. jadi, bagaimana sebenarnya persepsi terhadap sebuah ekspresi dapat tercapai ? apakah kita mempersepsi ekspresi dari seuatu bentuk geometris ? sehingga persepsi ekspresi timbul hanya karena bentuk geometri tertentu ? bahwa ternyata bentuk geometris benar-benar memiliki ekspresi bawaan dibaliknya ?

atau bentuk geometri yang kita persepsi sebagai ekspresi merupakan warisan dari pengalaman terhadap mepersespsi ekspresi, seperti bagian depan mobil memiliki ekspresi adalah akibat dari bagaimana kita terbiasa melihat bagaimana ekspresi wajah manusia ? yang disimplifikasi atau disederhanakan menjadi bentuk geometris ? sehingga bentuk-bentuk geometris yang mirip dengan orang cemberut menghasilkan ekspresi sedih ?

bagaimana menurut anda ? apakah ada teori terhadap hal ini ?

 

referensi :

http://www.howwedrive.com/2008/11/21/car-face-revisited/

Hubungan Pengetahuan dan Persepsi

Filed under: Uncategorized — budiantiayumumpuni @ 02:23

Untuk memperoleh informasi, manusia dapat menerimanya melalui lima panca indera yang dimiliki. Kemudian, informasi yang diperoleh ini akan diinterpretasi menjadi sesuatu yang memiliki arti. Proses ini kemudian dikenal dengan nama persepsi. Namun, persepsi yang didapat manusia melalui matanya, atau lebih dikenal dengan nama persepsi visual, ternyata merupakan jenis persepsi yang paling sering diteliti.

Persepsi visual, jika dilihat dari bagaimana manusia memproses persepsi mereka, terbagi menjadi dua, bottom-up dan top-down. Bottom-up yang mempersepsikan sesuatu dimulai dari hal-hal kecil dan detail yang kemudian menghasilkan gambaran yang lebih besar dan top-down yang mempersepsikan sesuatu karena sebelumnya sudah dibekali oleh pengetahuan, seperti teori, konsep, dan lainnya.

Yang menarik perhatian saya dari uraian di atas adalah proses top-down. Proses top-down, atau yang lebih dikenal dengan teori Gregory merupakan sebuah proses persepsi yang mana membuat manusia mencermati hal-hal apa yang ada di sekitarnya dan berusaha untuk menyimpulkannya sendiri, berdasarkan apa yang sudah diketahui sebelumnya.

1

Gambar 1. Peta sekitar Masjid Sunda Kelapa

(Sumber: maps.google.com)

Saat melihat gambar di atas, semua pasti tahu kalau ini adalah peta di sekitar Masjid Sunda Kelapa (ada keterangannya di peta). Apa yang dapat dilihat dari melihat peta ini? Hanya sekedar peta kah?

2

Gambar 2. Peta dilihat dengan pandangan terbalik

(Sumber: maps.google.com)

Coba melihat peta ini dengan pandangan dibalik, seperti gambar 2.

3

Gambar 3. Diberi tanda merah

(Sumber: pribadi)

Lalu perhatikan bagian yang ditandai dengan warna merah, seperti gambar 3. Nah, sekarang apa yang dapat dilihat dari gambar ini?

Saat melihat gambar ini, yang terlintas pasti berbeda, tergantung pada individu masing-masing. Saya tidak tahu gambar apa saja yang terlintas dalam benak tiap individu, tetapi pasti ada yang melihatnya sebagai kepala kambing.

Kenapa kepala kambing? Memang apa kaitannya dengan kepala kambing? Mengapa kepala kambing ini jadi permasalahan? Ternyata gambar kepala kambing ini dalam pemahaman satanisme adalah perlambangan dari Baphomet, setan yang disembah oleh kalangan tertentu, bagaikan tuhan. Bagi yang melihatnya sebagai kepala kambing, apakan sebelumnya sudah menilik-nilik hal-hal yang berkaitan dengan satanisme? Jika iya, berarti kesimpulannya adalah gambar ini adalah gambar kepala kambing karena sudah tahu akan satanisme sebelumnya.

menteng-bersimbol-kepala-kambing-baphomet

Gambar 4. Penjelasan gambar Baphomet pada denah sekitar Masjid Sunda Kelapa

(Sumber: http://indocropcircles.files.wordpress.com/2011/06/menteng-bersimbol-kepala-kambing-baphomet.jpg?w=640 )

Jika yang muncul adalah gambar lain, misalnya kepala kelinci, mungkin saja mereka tidak tahu akan masalah satanisme ini.

5

Gambar 5. Bisa jadi terlihat sebagai kepala kelinci

(Sumber: Pribadi)

Mengapa saya menampilkan gambar tersebut? Saya memunculkan gambar-gambar tersebut karena ingin mencoba membandingkan antara bagaimana manusia biasa dengan kelompok yang mengenal satanisme dalam melihat sesuatu. Mengapa saya memilih satanisme? Hal ini karena tidak semua orang menyadari bahwa gerakan-gerakan ini sudah membaur dalam kehidupan kita. Satanisme adalah paham yang menyembah setan. Gerakan ini menolak eksistensi akan tuhan.

Apakah benar hal-hal tersebut memang dengan sengaja dimunculkan untuk memenuhi suatu ritual satanisme? Ataukah hanya sekedar persepsi orang-orang yang mengenal sataniseme saja? Tidaklah ada yang tahu kepastian akan hal itu, selain yang bersangkutan dan tuhannya. Jika benar untuk ritual satanisme, apakah yang akan terjadi pada kita nanti?

Sebenarnya masih banyak yang ingin dipaparkan, namun pada akhirnya menjadi takut sendiri. Jadi saya memutuskan untuk menghentikannya sampai sini.

Referensi:

  1. Galotti, Kathleen M. (2013). Cognitive Psychology In and Out of the Laboratory (5th ed). SAGE Publications, Inc
  2. McLeod, Saul. (2007). Visual Perception Theory. (http://www.simplypsychology.org/perception-theories.html, diakses pada hari Selasa, 13 Mei 2014)
  3. http://id.wikipedia.org/wiki/Setanisme
  4. http://www.akhirzaman.info/nasional/ipoleksosbud/2276-rahasia-terbesar-satanisme-modern.html

 

mobius comic strip

Filed under: everyday geometry — nerissaarvianafardani @ 00:56

Komik, tentunya tidak ada satu anak pun yang tidak tahu tentang komik. Setidaknya minimal pernah membacanya. Biasanya komik yang biasa kita baca berbentuk vertical atau horizontal secara 2 dimensi di satu muka tertentu di majalah atau buku. Yang bila komik tersebut mempunyai cerita yang cukup panjang maka terdapat berlembar lembar kertas cerita. Dan terdiri dari masing masing halaman dimuka berbeda dan dengan cerita berbeda.

mr-capsule-strip-vertikaldduck7-700x498
(contoh komik yang dibaca vertikal dan horiontal)

 

Seorang komikus Jim Woodring, menggunakan cara berbeda dalam membuat komik dengan menggunakan prinsip mobius strip. Seperti yang kita ketahui bahwa mobius strip adalah suatu permukaan dengan satu sisi yang apabila satu garis panjang dengan salah satu kepala yang di twist lalu dihubungkan dengan kepala lain akan membentuk garis dan permukaan yang tidak terputus.

Dan dari hal ini pula tercipta suatu permukaan ganda yang saling menyatu dan tidak terputus. Hal inilah yang menjadi suatu ide dan konsep Jim woodring bagaimana ia inginkan suatu komik yang tidak terputus dan saling menyatu dan jika dibaca kembali dari awal hingga akhir juga melihat 2 sisi muka yang dapat dimanfaatkan untuk menuangkan ide cerita se maksimal mungkin dibanding dengan satu muka. (noted: for short comic).

mobius_battle

Gambar 1 : perubahan dari bentuk tampak muka 2 dimensi yang di pelintir/lilit dan dihubungkan dengan metode mobius strip yang membuat perubahan volume dan efek visual ketika membaca yang tidak terputus.

jimwoodringmoebiusstrip        Picture1

Gambar 2 : mobius strip pada komik yang tidak memiliki garis dan lembar putus. Sehingga bagi yang ingin membacanya dapat langsung tersambung dari awal sampai akhir tanpa harus membaliknya terlebih dahulu. Efek mobius ini membuat garis dan lembar secara continue dan tidak terputus. Dan memberikan efek double read tampak muka dan belakang tanpa membalik kertas, seperti biasanya.

bahwa ternyata sistem/metode mobius strip ini tidak hanya diteapkan dlam flowing bergerak secara kinestetik atau persepsi saja. dan tidak hanya dalam ilmu arsitektural saja. ternyata mobius stripini dapat dilakukan di keadaan sehari hari yang ada di sekitar kita untuk mendapatkan visualisasi dan flow yang kita inginkan.

apakah teman teman sudah mencoba membuat/membaca komik seperti ini? bagaimana pengalaman yang teman rasakan?

 

sumber :

Mobieus comic strip by Jim woodring. http://boingboing.net/2010/09/21/moebius-comic-strip.html ( diakses 14 juni 2014pukul 21.37)

mathworld.wolfram.com/MoebiusStrip.html (diakses 14 juni 2014, pukul 22.04)

gambar 1: xkcd.com (diakses 14 juni 2014, pukul 20.16)

gambar 2 : http://boingboing.net/2010/09/21/moebius-comic-strip.html ( diakses 14 juni 2014pukul 21.35)

Mobius Strip: Membuat Sesuatu Bertahan Lebih Lama

Filed under: Uncategorized — pelangiiiii @ 00:17

Penemuan Mobius strip rupanya memberikan dampak yang cukup besar dalam berbagai disiplin ilmu. Mobius strip banyak sekali digunakan pada berbagai macam hal baik itu seni, arsitektur, music, olahraga, game, sulap, teknologi dan lainnya.

Pada teknologi, salah satu alat yang menggunakan mobius strip adalah kaset. Pada kaset, mobius strip digunakan untuk menyusun pita kaset yang berfungsi untuk menyimpan rekaman suara.

Mengapa menggunakan metode ini?

Seperti yang kita tahu bahwa suatu pita yang ujungnya disambung namun sebelumnya di-twist akan memiliki 1 sisi (padahal sebelumnya 2 sisi). Hal ini lah yang selanjutnya diterapkan pada pita kaset untuk memaksimalkan penggunaannya akibat kedua sisinya bisa dipakai. Dengan memakai mobius strip, 1 pita akan berfungsi seperti 2 pita yang disusun dengan tidak menggunakan mobius strip. Tentunya hal ini akan menghemat penggunaan pita maupun space dari kasetnya.

ab

Selain pada kaset, prinsip mobius strip yang digunakan untuk memperpanjang sesuatu juga terjadi pada peralatan mesin lainnya. Mobius strip biasanya digunakan pada belt conveyor untuk memperpanjang masa penggunaannya.

c

Selain benda diatas, penggunaan yang mirip juga dipakai pada pita mesin ketik dan printer. Pada mesin ketik, pita yang berfungsi sebagai tempat “tinta” memiliki 2 sisi yang sama-sama dibalurkan zat untuk menulis lalu disusun dengan memakai metode mobius strip dan jadilah kedua sisinya (yang sekarang menjadi satu sisi) bisa dipakai.

d

Dengan adanya praktik seperti diatas, kita bisa memberi kesimpulan bahwa mobius strip bisa menjadi salah satu solusi dalam desain untuk menghemat penggunaan suatu benda dengan memaksimalkan tiap bagiannya.

 

Sumber:

http://simanaitissays.com/2013/03/19/doing-the-mobius-strip/

http://www.instructables.com/id/Audio-Cassette-Loop/

http://www.crystalinks.com/mobius.strip.html

http://www.triz-journal.com/archives/2007/01/07/

June 14, 2014

Topologi dan Tali sepatu

Filed under: Uncategorized — gittaraditya @ 23:07

Mengikat tali sepatu merupakan kegiatan yang biasa kita lakukan sehari-hari. kegiatan tersebut memang sangat sederhana, namun ternyata memiliki kaitan dengan topologi. Topologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang posisi dan konektivitas. seperti yang telah kita pelajari pada kelas geometri dan arsitektur, salah satu subjek dari topologi adalah knot atau simpul. Jika di dalam kelas kita lebih banyak mempelajari tentang kaitan antara topologi dengan arsitektur, kali ini saya akan membahas mengenai topologi pada kehidupan sehari-hari, yaitu mengikat tali sepatu.

straight across

 

Gambar di atas merupakan salah satu cara mengikat sepatu yang paling umum. kita biasanya melihat bagaimana ikatan atau pola yang terlihat pada bagian luar, namun ternyata bagian luar dan dalam sama pentingnya jika dilihat dari segi topologikalnya. dengan memasukan tali sepatu ke dalam setiap lubang dapat menghasilkan konektivitas antara bagian luar-dalam maupun atas-bawah, sehingga sisi kanan dan sisi kiri sepatu dapat terhubung dan menghasilkan ikatan yang kuat. Dengan mengeksplorasi konektivitas tali pada setiap lubang kita dapat menghasilkan berbagai macam pola ikatan tali sepatu, seperti gambar di bawah.

berbagai macam pola ikatan sepatu

ikatan 1 dan 2 ditarik secara horizontal

ikatan 1 dan 2
ditarik secara horizontal

Bukan hanya menghasilkan pola-pola tertentu, konektivitas tali pada lubang juga dapat menghasilkan kekuatan ikatan yang berbeda-beda. kekuatan yang dihasilkan oleh ikatan 1 dan ikatan 2. ketika ditarik secara horizontal, ikatan 1 yang dominan ikatan diagonal dapat menahan gaya tarikan lebih merata. hal tersebut terjadi karena tali mengikat lubang atas dan bawah secara bersamaan. Sedangkan ikatan 2 lebih dominan ikatan secara vertikal, sehingga jika ditarik secara horizontal, kekuatan ikatan lebih kecl dibandingan dengan ikatan 1. Yang menahan tarikan pun hanya ikatan horizontal bagian atas dan bawah saja.

Denagn begitu, saya menyimpulkan bahwa topologi tidak hanya ditemukan pada dunia matematika atau arsitektur saja, pada kehidupan sehari-hari atau benda-benda sederhana pun topologi banyak ditemukan dan mempunyai peranan yang cukup penting.

 

sumber:

The Topology of Knots in Everyday Life: Shoelaces

 

The Topology of Knots in Everyday Life: Shoelaces |https://www.flickr.com/photos/madison_guy/8512882553/

http://www.fieggen.com/shoelace/grannyknot.htm

 

 

 

Super Mario Bros Mobius Strip

Filed under: Uncategorized — Adriansyah Harry @ 20:48

Permainan merupakan salah satu bentuk entertainment atau media hiburan yang terus berkembang dari berbagai macam era dan perkembangannya muncul dengan berbagai macam bentuk. Variasi dari bentuk game yang berbeda – beda membuat game banyak diminati oleh masyarakat awam. Awalnya Game / permainan berbentuk real yang kemudian bertransformasi kedalam bentuk 2D seperti yang masyarakat umumnya mainkan saat ini. Game ternyata memiliki hubungan yang erat dengan prinsip geometri dan arsitektur pada alur dan backset dari game tersebut yang pada tulisan ini akan menghubungkannya dengan prinsip Mobius Strip.

2D Game merupakan bentuk dari game yang teraplikasikan dan dimainkan pada suatu bidang permukaan atau layar. 2D Game merupakan perkembangan game generasi pertama yang muncul di dunia setelah muncul dan berkembangnya sistem bit dan computer. Awal bentuk dari game ini terwujud dalam bentuk 8 bit yang terlihat kotak – kotak atau pixel.

Super Mario Bros merupakan perkembangan dari game yang muncul setelah game Donkey Kong. Konsep dari game Super Mario meloncati halangan, menghindari serangan musuh dan menyelamatkan Princess Peaces di kastil tujuan alur game.

World 1, Stage 3 - Mephea

 Gambar 1.1 Mario Bros Stage 1

Dalam stage level 1 Super Mario Bros, arena ini dapat membentuk sebuah Mobius Strip yang membuat sebuah Loop yang akan terus berulang tanpa henti. Hal ini membuat pada stage ini, karakter dari Super Mario Bros akan terus mengulangi stage yang sama. Terbentuknya Mobius Strip pada stage game ini karena bentuk stage pada level ini masih sederhana, dan memliki banyak pengulangan unsur game seperti bentuk kastil atau halangan.

21

Gambar 1.2 Super Mario Bros Stage 1 Mobius Strip

Dapat terlihat pada gambar di atas, stage Super Mario Bros dapat diaplikasikan kedalam bentuk Mobius Stip, sehingga pada bentuk ini terbentuk never ending Super Mario Bros. Ketika bentuk dari arena diikuti, maka dapat terlihat penempatan setiap halangan (pipa, bata, dsb) dan goal post yang akan berputar dan akan kembali ke tempat yang sama setelah dilewati.

 

Sumber:

http://www.shapeways.com/model/…/super-mariomobiusstrip.html

 

 

 

Mobius Strip pada pengunaan Hoodie Ring Hijab

Filed under: Uncategorized — dewiastuti12 @ 15:17

Ditahun 2014 ini, bukanlah tahun pertama hijab style menjadi tren fashion dikalangan perempuan. Sekitar tahun 2011, hijab style menjadi booming dan tren fashion di Indonesia yang digandrungi oleh sebagian besar remaja putri. Oleh karena itu, para produsen hijab berlomba-lomba untuk menarik minat pembelinya dengan mengeluarkan produk hijab yang unik dan berbeda dari hijab sebelumnya yang pernah ada.

ImageImage

gambar 1: berbagai macam hijab instant

Bentuk hijab yang instant atau siap pakai merupakan yang paling diminati oleh kaum hawa. Karena dirasa cukup praktis dan tidak repot lagi untuk mengatur sisi kerudung yang dipakai. Salah satu contohnya adalah Hoodie Ring Hijab yang terbuat dari kain ceruti persegi panjang yang dibuat kontinu atau tidak terputus. Dengan tambahan ring sebagai aksen sekaligus tanda penutup sambungan pada kain.

Image

 gambar 2 : Hoodie Ring Hijab

Ketika saya mencoba menggunakan produk hoodie ring hijab, ternyata hijab instant ini memiliki cara pakai yang cukup unik. Jika digunakan secara langsung tanpa mengubah bentuk asli kerudung, maka terlihat kurang menarik dan kerudung yang dipakai terlihat seperti gendongan bayi. karena sisi yang tidak dikaitkan dikepala, akan menggantung kebawah.Oleh karena itu, terdapat step yang harus diikuti jika ingin pengunaan hijab ini terlihat lebih cantik.

Image

gambar 4: penggunaan hoodie ring hijab

Pada cara penggunaan hoodie ring hijab, ternyata melibatkan proses mobius strip. Membalik dan memlintir bagian sisi kerudung. Sehingga tidak lagi terlihat bagian luar dan bagian dalam kerudung secara nyata karena menggunakan mobius strip tersebut. jadi, kesimpulan saya adalah bahwa mobius strip tidak hanya dipelajari secara arsitektural saja. dengan benda yang berbeda, kita juga dapat mempelajari adanya sistem/bentukan mobius strip tersebut. secara gambaran, memang tidak terlalu terlihat keberadaan mobius stripnya, tetappi secara praktik dan mencobanya langsung, keberadaan mobius strip pada penggunaan hoodie ring hijab ini dapat terlihat. selamat mencoba 🙂

 

 

referensi:

http://galeri-hijab.com/product/24/20/hoodie-ring-cerut (dakses pada 13juni 2014)
http://pusathijabgrosir.com › Tutorial Hijab (diakses pada 13juni 2014)

 

 

 

 

 

 

 

Architecture in Motion

Filed under: architecture and other arts — nandittafitri @ 01:17

Arsitektur seiring dengan perkembangan teknologi tidak lagi identik dengan merancang sebuah bangunan, dimana arsitektur kini bisa dihubungkan dengan bidang-bidang lain, seperti ilmu sosial, psikologi, bahkan musik dan tari. Hubungan arsitektur dengan bidang-bidang ini pun bukan hanya sebagai fasilitas untuk menaungi kegiatan dari masing-masing bidang tersebut, dimana arsitektur ternyata bisa menjadi inspirasi untuk bidang tersebut, salah satunya adalah di bidang tari.

Diavolo Dance Theater, Los Angeles, salah satu kelompok tari ternama di Amerika, menggunakan arsitektur sebagai inspirasi dalam membentuk koreografi tarian. Salah satu penampilan dari Diavolo ini mengusung tema, Architecture in Motion, dimana seluruh tarian menggunakan instalasi yang memiliki tema berbeda-beda dan masing-masing instalasi ini juga menghasilkan benuk dan gerakan tarian yang berbeda-beda.

Misalnya pada tarian yang berjudul Transit Space, yang menggunakan instalasi menyerupai urban skate park, dimana para penari memanfaatkan kemiringan untuk melompat dan merosot yang menghasilkan tarian akrobatik yang mengagumkan. Berbeda lagi dengan tarian yang berjudul ‘Trajectoire,’ dimana instalasi menggunakan struktur kapal yang bisa berayun, yang membuat penari dapat berayun dan terbang sebagai efek dari ayunan yang dihasilkan oleh instalasi ini.

Instalasi yang digunakan pada penampilan Architecture in Motion

Instalasi yang digunakan pada penampilan Architecture in Motion

Instalasi Urban Skate Park pada penampilan Architecture in Motion

Instalasi Urban Skate Park pada penampilan Architecture in Motion

Instalasi Urban Skate Park pada penampilan Architecture in Motion

Instalasi Urban Skate Park pada penampilan Architecture in Motion

Instalasi lain yang digunakan oleh Diavolo

Instalasi lain yang digunakan oleh Diavolo

Instalasi lain yang digunakan oleh Diavolo

Instalasi lain yang digunakan oleh Diavolo

Instalasi lain yang digunakan oleh Diavolo

Instalasi lain yang digunakan oleh Diavolo

Penampilan tari dari Diavolo ini menjadi salah satu contoh terobosan baru di dunia arsitektur dan dunia tari, dimana menghilangkan pemikiran bahwa hubungan arsitektur dan tari bukan hanya sebagai tempat yang menaungi kegiatan tari, namun ternyata arsitektur dapat menjadi inspirasi dan juga membentuk gerakan dari tarian itu sendiri. Selama ini, kita sering menemukan bangunan yang terinspirasi oleh gerakan tari, misalnya dengan bentuk yang dinamis, namun ternyata Diavolo membuktikan bahwa bukan hanya tari yang menjadi inspirasi untuk merancang bangunan, namun arsitektur juga dapat menjadi inspirasi dalam membentuk gerakan tari.

 

Sumber :

http://www.australianstage.com.au/201402076689/reviews/melbourne/architecture-in-motion-|-diavolo-dance-theatre.html

http://www.theage.com.au/entertainment/dance/review-diavolo-dance-theatres-architecture-in-motion-20140206-324d5.html

June 13, 2014

Logo dan Persepsi Visual

Filed under: Uncategorized — diahayuwulan @ 22:50

Setiap perusahaan, event, atau segala hal yang ingin merepresentasikan dirinya biasanya memiliki logo sebagai salah satu alat ‘branding’. Dalam membuat logo itu sendiri pastinya harus dapat merepresentasikan apa yang ingin ‘ditangkap’ dari perusahaan, event, dan sebagainya kepada orang lain yang yang melihatnya.

Setiap orang dapat merepresentasikan sebuah gambar yang sama dengan makna yang berbeda-beda. Maka itulah sebuah logo haruslah dapat menyampaikan inti yang ingin disampaikan hanya dengan melihat gambar dari logo itu sendiri, terutama logo yang tidak secara langsung menuliskan nama dari perusahaan, event, dan sebagainya tersebut.

Salah satu yang dapat diaplikasikan dalam membuat ataupun membaca sebuah logo adalah dengan menggunakan teori Gestalt mengenai persepsi visual.

Untuk melihat kaitannya, berikut beberapa contoh logo yang menurut saya cukup menarik:

ce3f30533f9af3e6aa9878ab383cfc18

 

Pada poster film diatas, yang saya lihat pertama adalah gambar pistol. Namun ketika diteliti lagi, pistol tersebut juga membentuk siluet muka seseorang. Dengan demikian, reperesentasi yang didapat dari film ini adalah film action, didukung juga dengan judul film yang tertulis dibawah gambar. Pada contoh poster film diatas, bentuk muka orang seperti tidak sengaja terbentuk dari lekukan pistol. Hal in seperti yang dikatakan pada law of pragnanz atau  the law of good figure .

“…every stimulus pattern is seen in such a way that the resulting structure is as simple as possible. This means that the viewer will always try to organize the elements of a design into the simplest pattern possible.”

Pola yang termudah yang dihasilkan dan dapat ditemukan dari poster diatas adalah siluet muka orang tersebut.

 

Contoh lainnya adalah logo dari BeeBank Development

3f6faedfab417669ed125bf910246381

Teori Gestalt yang dapat terlihat pada logo adalah law of similarity. Pertama, bentuk seperti daun yang melingkar walaupun memiliki warna yang berbeda-beda, namun pola susunan yang konsisten menghasilkan representasi bahwa keenam bentuk tersebut merupakan satu kesatuan yang memberikan bentuk keseluruhan menyerupai bunga. Selain itu juga terlihat pada salah satu bentuk yang memiliki pattern dengan garis hitam-kuning. Walaupun warna kuning sama dengan warna latar, namun saya sebagai orang yang melihat logo tersebut tidak melihat bentuk tersebut berupa 3 garis hitam, namun sebagai kesatuan bentuk menyerupai daun yang memiliki pattern berupa garis berwarna hitam-kuning yang juga merepresentasikan lebah sebagai penguat karakter dari nama perusahaan itu sendiri.

 

Dari contoh-contoh diatas, peran logo cukup penting dalam menyampaikan pesan dalam bentuk visual. Dengan mengetahui dan memahami teori-teori Gestalt mengenai persepsi visual mungkin akan lebih mudah lagi untuk kita dalam menciptakan dan membaca sebuah logo 😉

 

 

Sumber Gambar: http://www.pinterest.com/search/pins/?q=logo

Sumber Referensi:

http://psychology.about.com/od/sensationandperception/ss/gestaltlaws_5.htm

http://abcofdesign.com/?p=6

Fotografi dan Gestalt

Filed under: Uncategorized — luthfianishabrina @ 22:37

Teori gestalt memang telah banyak diimplementasikan dalam berbagai aspek, terutama di bidang desain. Di tulisan ini saya akan coba membahas bagaimana jika gestalt diterapkan di dalam fotografi. Karena menurut analisis saya terdapat beberapa contoh foto yang menerapkan teori gestalt di dalam nya.

Beberapa karya di bawah ini menurut saya terdapat prinsip gestalt di dalamnya. Karya-karya tersebut sebisa mungkin saya pastikan merupakan hasil dari kamera tanpa mengalami perubahan bentuk melalui photo editor. Sebagian besar foto di bawah diambil dari karya seorang fotografer bernama Massimo Raldeni lewat akun flickrnya.

Foto di atas menurut saya meunjukkan prinsip similarity dan proximity, karena  kedua foto memiliki objek yang terlihat berkelompok karena kesamaan karakter nya (similarity) yaitu pada gambar 1, objek manusia di dalam nya terlihat sedang berkegiatan dalam satu garis, sedangkan pada gambar 2, objek manusia dengan patung memiliki kesamaan gerak dan kegiatan. Dan di kedua foto, masing-masing objek terletak bersamaan sehingga terlihat membentuk grup (proximity).

Foto berikut menurut saya menunjukan prinsip continuity dimana elemen di dalam foto membuat kita mengikuti suatu alur/garis tertentu yang mengarah ke fokus dari foto tersebut atau malah sebaliknya menjauhi objek fokus di dalam foto.

Foto di atas menurut saya menunjukkan prinsip figure&ground  karena terdapat bagian yang positif dang negatif. Dengan menerapkan prinsip figure&ground ke dalam foto seperti ini dapat membantu menjelaskan hubungan antara objek dengan lingkungan sekelilingnya. Serta dapat menampilkan efek dramatis mengenai perbandingan proporsi objek dengan lingkungannya.

Selain itu juga terdapat prinsip closure, dan common fate. Mungkin kalian tertarik untuk mencari tau lebih lanjut fotgrafi yang menggunakan prinsip gestalt tersebut. Fotografi memang kurang familiar untuk saya, dan bukan merupakan salah satu hobi saya namun, menurut saya prinsip gestalt ini dapat digunakan sebagai salah satu metode dalam mengambil foto. Karena selain hasil nya yang menarik juga dapat membantu menyampaikan pesan tertentu kepada penikmat fotografi. Bagaimana menurut anda?

sumber :

Photostream by Massimo Raldeni : https://www.flickr.com/photos/raldenimassimo/

http://dasaarts.net/index.php/digital-arts/photography/124-gestalt-perception#!kmt-start=3

6 principles of gestalt psychology that can improve you photography by Joe Baraban : http://www.adorama.com/alc/0013706/article/6-Principles-of-Gestalt-Psychology-That-Can-Improve-Your-Photography

 

Be Pretty and Ugly Through Your Chin

Filed under: Uncategorized — geiniagni @ 17:29

Seluruh wanita di dunia sangat memperhatikan penampilannya, terutama bagaimana kecantikannya. Walaupun bentuk dan karakter wajah manusia sangat beragam, tentu saja terdapat berbagai cara untuk memperlakukan wajah kita untuk menjadi cantik. Mulai dari make up maupun dari angle foto mereka.

Bentuk Wajah

Keragaman Bentuk Wajah

Sekarang ini terdapat suatu tren berfoto terbaru yaitu “double chin”, yaitu dengan menyandingkan foto tercantiknya dan foto jelek yang dilakukan dengan membuat lipatan dagu terlihat sehingga bentuk muka menjadi lebar. Foto ini menarik perhatian dunia karena sangat lucu dan tidak disangka-sangka bahwa orang yang cantik dapat terlihat sangat jelek hanya dengan memperlihatkan “double chin” yang mereka punya.

Foto Double Chin

Foto Double Chin

Dari ekspresi wajah memang terlihat dengan jelas bahwa foto yang cantik memberikan ekspresi wajah yang menarik, sedangkan dari foto yang jelek memberikan ekspresi wajah yang tidak menarik. Namun jika dilihat dari bentuk wajah, sisi foto yang cantik memiliki bentuk wajah yang ‘normal’ sedangkan disisi foto yang jelek memiliki tambahan garis bentuk wajah di area dagu, sehingga memberikan efek wajah yang lebar.

Garis Wajah

Garis Wajah

Selain itu, angle foto juga sangat memperngaruhi bentukan wajah cantik dan jelek. Angle yang baik untuk memperlihatkan wajah yang cantik dapat dilakukan dengan memotret dari eye level dan diatas eye level karena dapat memberikan efek mengecilkan objek foto dan memberikan efek tirus pada wajah, sedangkan pada foto yang jelek dilakukan dengan memotret dari bawah eye level karena dapat memberikan efek yang lebih besar pada bagian bawah area yang difoto (dagu).

4

Double Chin + low angle

3

Double Chin + Low Angle

Menarik bukan?? Bentuk wajah sangat terlihat berbeda dengan memperlihatkan ‘double chin’ yang kita miliki. Penambahan garis pada wajah sangat mempengaruhi! Oleh karena itu, wanita sangat takut dengan adanya garis-garis wajah 😀

Berani mencoba? Jangan malu-malu! Setiap manusia memiliki double chin kok. Ini foto saya! ;D

My Double Chin!!!

My Double Chin!!! Kyaaa!!

 

Sumber :

How to Use Facial View and Camera Angle to take Flattering Portraits

Rorscach Inkblot Test

Filed under: Uncategorized — niputudani @ 17:03

Rorschach Inkblot Test merupakan personality test yang menggunakan cipratan tinta yang kemudian dilipat menghasilkan dua bentuk yang simetris. Kepribadian seseorang dapat diketahui dari gambar-gambar ini karena ketika menginterpretasikannya, biasanya orang tersebut akan berpikir sesuai dengan apa yang telah dialaminya. Tes ini menekankan pada persepsi bukan pada imajinasi. Biasanya pada tes tersebut terdapat 10 kartu yang berisi gambar-gambar ini. Terdapat lima gambar hitam putih dan lima lainnya berwarna.

Image

Sumber: http://therorschachproject.com/rorschachs-original-test/

In other words, the interpretation must be examined as if it were a story or dream with no particular reference in reality. Even so, ultimately the therapist must make a judgment about the interpretation, i.e., interpret the interpretation…To avoid this logical problem of having a standard for a standard for a standard, etc., the experts invented standardized interpretations of interpretations. Both form and content are standardized. For example, a patient who attends only to a small part of the blot is “indicative of obsessive personality;” while one who sees figures which are half-human and half-animal indicates that he is alienated, perhaps on the brink of schizophrenic withdrawal from people (Dawes, 148).” (http://www.skepdic.com/inkblot.html)

Image

Jadi, untuk melihat kepribadian orang tersebut biasanya para terapis memiliki standardnya sendiri. Ada beberapa persepsi yang cukup popular dari gambar-gambar ini. Misalnya, untuk kartu pertama ini, mayoritas persepsinya adalah kelelawar, kupu-kupu, dan serangga (http://www.associatednews.com/science/hermann-rorschach-inkblot-test-google-doodle/5111). Hal ini kemungkinan karena gambar tersebut membentuk bagian ujung yang runcing dan simetris seperti pada sayap serangga. Selain itu, bagian tengahnya dapat dipersepsikan sebagai badan serangga tersebut.

ImageSetiap kartu atau gambar pada dasarnya memiliki fokus tersendiri. Seperti gambar yang pertama itu mengenai level paranoid bawah sadar seseorang. Persepsi popular yang disebutkan sebelumnya merupakan persepsi ketika orang-orang tersebut normal. Jika yang mereka lihat berupa topeng, mereka memiliki sesuatu yang ditakutkan.

 

Untuk mengetahui kepribadian dengan Rorschach Inkblot Test dapat mengakses http://theinkblot.com/

 

Next Page »