there’s something about geometry + architecture

May 1, 2017

BENTUK GEOMETRI DALAM BERAGAM TRANSMUTATION CIRCLE PADA ANIME FULLMETAL ALCHEMIST: BROTHERHOOD

Filed under: Uncategorized — Rafi Mentari @ 09:50
Tags: , , ,

Fullmetal Alchemist: Brotherhood (FMA:B) adalah reboot dari anime adaptasi berdasarkan manga Fullmetal Alchemist oleh Hiromu Arakawa. Adaptasi anime ini merupakan anime yang kedua, dikembangkan oleh Bones pada tahun 2009 dan menjadikan serial ini jauh lebih mirip dengan manga, dibandingkan anime yang pertama pada tahun 2003. Anime ini cukup popular di kalangan penggemar anime dan manga, walaupun terbilang agak “dark” dan emosional untuk ditonton. Kalau setelah ini kalian ingin coba nonton, jangan lupa siap-siap tissue ya. Bagi yang sudah pernah nonton dan berencana untuk menonton ulang, you know what to do! It’s nostalgic time! :3c

Akan tetapi, untuk menambahkan, yang ingin saya bahas disini adalah keragaman desain transmutation circle yang didasarkan pada bentuk geometri, seperti segitiga, persegi, segilima (pentagon), dan lingkaran. Walaupun ada spoiler-spoiler yang akan masuk kedalam bahasan. Get ready!

“Alchemy is a philosophical and protoscientific tradition practiced throughout Europe, Egypt and Asia. It aimed to purify, mature, and perfect certain objects.” – Paul-Jacques Malouin (1751), Alchimie [Alchemy].

Alchemy (錬 金 術 Renkinjutsu) pada FMA:B merupakan ilmu metafisik kuno atau seni manipulasi mistis memanipulasi dan mengubahnya menjadi sesuatu dengan menggunakan energi alami atau lebih dikenal sebagai “transmutasi” (錬 成 Rensei) yang rangkaian tindakannya biasanya digambarkan sebagai; Pemahaman terlebih dahulu terhadap materi struktur atom atau molekul bahan tertentu yang akan ditransmutasi, termasuk aliran dan keseimbangan energi potensial dan kinetiknya. Kemudian di dekonstruksi dengan menggunakan energi tersebut untuk memecah struktur fisik agar mudah dibentuk kembali menjadi bentuk baru. Yang terakhir adalah rekonstruksi dengan melanjutkan aliran energi sehingga dapat mereformasi materi menjadi bentuk baru. Nah, karakter yang sekiranya mampu melakukan hal ini disebut Alchemist. Dan, untuk memulai transmutasi, diperlukan simbol yang disebut Transmutation Circle (錬 成 陣, Renseijin). (sumber: http://fma.wikia.com/wiki/Transmutation_Circle#Transmutation_Circle)

Sebuah transmutation circle dapat digambar di tempat ketika transmutasi diperlukan dengan menggunakan kapur, pensil, tinta, cat, darah, bahkan di-trace di tanah. Berarti, untuk jadi seorang alchemist, harus bisa menggambar beragam bentuk geometri dengan tepat.  Gak percaya? Coba lihat gambar berikut, ya!

2
Gambar 01a. Transmutation circle yang sangat standar, terdiri dari persegi dan lingkaran yang digambar sedemikian rupa untuk mudah diingat bagi pemula.
(Sumber gambar: http://fma.wikia.com/wiki/Transmutation_Circle#Transmutation_Circle)

3
Gambar 01b. Transmutation circle yang muncul di anime FMA:B, digambar oleh Elric bersaudara yang merupakan tokoh utama.
(Sumber gambar: http://scifi.stackexchange.com/questions/27676/is-each-transmutation-circle-unique)

4
Gambar 01c. Setelah mempelajari standar transmutation circle, Edward Elric (kiri) dan Alphonse Elric (kanan) membuat transmutation circle standar milik mereka masing-masing yang terdiri dari lingkaran dan segitiga.
(Sumber gambar: http://fma.wikia.com/wiki/Transmutation_Circle#Transmutation_Circle)

5
Gambar 01d. Edward Elric (kiri) dan Alphonse Elric (kanan).
(Sumber gambar: https://comicvine.gamespot.com/edward-elric/4005-45359/ dan http://fma.wikia.com/wiki/Alphonse_Elric)

6
Gambar 02a. Transmutation circle yang lebih rumit, terdiri dari lingkaran, segi enam, dan beberapa simbol lain untuk rekonstruksi yang tentunya lebih rumit, yaitu membangkitkan yang telah mati.  Tentu ini hanya didalam anime saja, ya…
(Sumber gambar: http://fma.wikia.com/wiki/Transmutation_Circle#Transmutation_Circle)

7
Gambar 02b. Transmutation circle yang muncul di anime FMA:B, digambar oleh Elric bersaudara untuk mencoba membangkitkan almarhum ibu mereka.
(Sumber gambar: http://rebloggy.com/fullmetal%20alchemist%3A%20brotherhood/search/trending/)

8
Gambar 02c. Apakah berhasil?
(Sumber gambar: https://www.inverse.com/article/17504-fullmetal-alchemist-brotherhood-anime-philosophy)

9
Gambar 02d. Tentunya mereka gagal dan malah menciptakan makhluk aneh yang kemudian mati dalam hitungan detik.
(Sumber gambar: http://anime.stackexchange.com/questions/4559/why-are-the-things-that-are-created-from-human-transmutation-so-randomly-generated)

Selain menggambar transmutation circle secara on the spot seperti diatas, bisa juga digambar permanen secara terukir atau tertulis sebagai tools bertarung mereka. Perlu diingat bahwa tanpa ukiran atau tulisan itu, transmutasi umumnya tidak dapat terjadi.

10
Gambar 03a. Transmutation circle milik Mayor Armstrong, terdiri dari lingkaran, segitiga, dan simbol lain yang diukir di pelat logam di tangannya.
(Sumber gambar: https://ginnodangan.files.wordpress.com/2010/04/fma54-42.jpg)

11
Gambar 03b. Sementara transmutation circle milik Roy Mustang, yang terdiri dari lingkaran, segitiga, dan simbol lain diukir di sarung tangan yang selalu dipakai saat bertugas.
(Sumber gambar: https://comicvine.gamespot.com/forums/battles-7/cv-vets-tlssh-vs-higorm-1712104/)

Sebenarnya, masing-masing bentuk geometri dan simbol lainnya bukan hanya sekedar gambar yang diciptakan seadanya, namun memiliki makna dan artian tertentu. Mengambil contoh dari Roy Mustang (Gambar 03b.) dimana gambaran transmutation circle flame alchemist memiliki arti yang sangat terperinci. Berdasarkan bahasan situs http://scifi.stackexchange.com/questions/27676/is-each-transmutation-circle-unique simbol di bagian paling atas transmutation circle Roy Mustang merupakan arti dari sebuah elemen api. Kemudian dua segitiga besar yang bertindihan satu sama lain diartikan sebagai earth alchemy yang dilapisi oleh air alchemy, karena keduanya dibutuhkan untuk api (earth alchemy sebagai bahan bakar, dan bila telah terbakar, maka dengan air alchemy flame yang diciptakan akan dapat lebih besar). Sementara itu, kedua lingkaran diartikan sebagai batasan, seolah-olah api mencoba untuk melepaskan diri dari kungkungan wadah; membuat keinginan pengguna untuk menggunakan kontrol secara penuh.

Setelah melihat beberapa transmutation circle, mungkin ada yang merasa bahwa gambar-gambar tersebut terlihat familiar. Setelah pencarian lebih lanjut, saya menemukan diskusi pada situs http://anime.stackexchange.com/questions/3718/what-are-the-transmutation-circles-in-fullmetal-alchemist-based-on-if-anything dimana ada kemungkinan transmutation circle didapat dari sejarah-sejarah masa lalu dunia. Seperti dua gambar berikut:

12
Gambar 04a. Dihubungkan dengan Michael Maier, seorang alchemist dari Jerman pada abad ke-17.
(Sumber gambar: http://anime.stackexchange.com/questions/3718/what-are-the-transmutation-circles-in-fullmetal-alchemist-based-on-if-anything)

13
Gambar 04b. Lingkaran yang disesuaikan merupakan bagian terbesar dari ide alchemist di zaman Renaissance.
(Sumber gambar: http://anime.stackexchange.com/questions/3718/what-are-the-transmutation-circles-in-fullmetal-alchemist-based-on-if-anything)

Jadi, apakah kalian tertarik untuk mempelajari bentuk geometri dalam beragam transmutation circle pada anime fullmetal alchemist: brotherhood atau bahkan membaca manga-nya yang sekiranya lebih terperinci? ^^

Sumber Bahasan (diakses pada 01 Mei 2017):

http://fma.wikia.com/wiki/Transmutation_Circle#Transmutation_Circle

http://scifi.stackexchange.com/questions/27676/is-each-transmutation-circle-unique

http://anime.stackexchange.com/questions/3718/what-are-the-transmutation-circles-in-fullmetal-alchemist-based-on-if-anything

Rafi Mentari (1606842000)

March 19, 2017

The ‘Beauty’ of Beaux Arts in Architecture

What Is Beaux Arts Architecture?

Di Perancis, istilah Beaux Arts (/ˌboʊˈzɑːr/) berarti seni rupa atau seni yang indah. Gaya arsitektur Beaux Arts ini berasal dari Perancis, berdasarkan ide-ide mengajar di sekolah seni legendaris di Paris, yaitu L’École des Beaux Arts, yang berasal dari Neoclassicism (menggabungkan arsitektur klasik dari Yunani kuno dan Roma dengan ide-ide Renaissance) yang juga menjadi bagian dari gerakan Renaissance Amerika antara akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 (Draper, 1977). Karena ukuran dan kemegahan bangunan yang menjadi salah satu ciri dari gaya Beaux Arts, maka gaya ini paling sering digunakan untuk bangunan umum seperti museum, opera, stasiun kereta api, perpustakaan, bank, gedung pengadilan, dan gedung-gedung pemerintah (Fricker, 1998).

Geometri yang digunakan dalam arsitektur Beaux Arts berfokus pada lingkaran dan grid. Bentuk grid juga dapat diperluas menjadi persegi panjang yang proporsional agar sesuai dengan kebutuhan ruang fungsional dan sebagai sarana untuk mengembangkan hierarki dan kesatuan dalam komposisi (Drexler, 1977). Teknik untuk mengembangkan hierarki adalah penggunaan sumbu simetri yang dapat ditelusuri ke bacaan Vitruvius, The Ten Books on Architecture, dimana salah satu prinsip dasar arsitektur berada pada simetri dan harmoni. Sementara, komposisi diperlukan untuk keindahan, ‘beauty’, dari keseluruhan komposisi yang ada terhadap Beaux Arts. Disini, saya mengambil contoh terhadap dua bangunan yang sekiranya cukup dikenal akan gaya  Beaux Arts-nya dan memperlihatkan ‘beauty’ yang dimiliki:

  • Palais Garnier, Paris, Perancis.

Palais Garnier (/palɛ ɡaʁnje/) di Paris, Perancis adalah opera house dengan 1.979 kursi yang dibangun pada 1861-1875 untuk Paris Opera. Awalnya disebut sebagai Salle des Capucines, karena lokasinya di Boulevard des Capucines yang kemudian menjadi dikenal sebagai Palais Garnier sebagai pengakuan atas kemewahan bangunan dan arsiteknya sendiri, Charles Garnier. Bangunan ini memiliki popularitas yang sama dengan bangunan terkenal di Perancis lainnya, seperti  Notre Dame Cathedral, Louvre, atau Sacré Coeur Basilica. (https://en.wikipedia.org/wiki/Palais_Garnier)

1

https://en.wikipedia.org/wiki/File:Paris_Opera_full_frontal_architecture,_May_2009.jpg

2

https://en.wikipedia.org/wiki/File:Palais_Garnier_plan_d%27ensemble_-_Nuitter_1875_p196_-_Google_Books.jpg

4

https://en.wikipedia.org/wiki/File:Opera_Garnier_Grand_Escalier.jpg

5

https://en.wikipedia.org/wiki/File:Palais_Garnier_auditorium_and_stage.jpg

6

https://en.wikipedia.org/wiki/File:Op%C3%A9ra_Garnier_facade_with_sculpture_labels.jpg

  • Thomas Jefferson Building, Washington, D., Amerika Serikat.

Merupakan yang tertua dari tiga bangunan United States Library of Congress, Gedung Thomas Jefferson dibangun di tahun 1890 – 1897. Desain dan konstruksinya memiliki sejarah yang berliku-liku; arsitek utama bangunan ini adalah Paul J. Pelz, awalnya dalam kemitraan dengan John L. Smithmeyer, dan digantikan oleh Edward Pearce Casey selama beberapa tahun terakhir pembangunan. Bangunan bergaya Beaux Arts ini dikenal dengan fasad yang meniru gaya klasik dan interior dengan dekorasi rumitnya. (https://en.wikipedia.org/wiki/Thomas_Jefferson_Building)

a1

https://www.loc.gov/item/2007684215/

a3

https://www.aoc.gov/capitol-buildings/thomas-jefferson-building

a2

http://www.loc.gov/pictures/item/2002719567/

a4

https://librarymom12.wordpress.com/2013/04/24/happy-213th-birthday-library-of-congress/

a5

http://www.loc.gov/pictures/resource/highsm.03185/

Terlihat dari dua contoh yang ada, bahwa beberapa hal yang mendefinisikan karya arsitektur dengan gaya Beaux Arts terhadap ‘beauty’-nya adalah; fokus pada hirarki simetri ruang interior yang dirancang sedemikian rupa untuk menyampaikan adanya kesan monumental, detail klasik pada kolom (corinthian) dan pedimen, interior yang sangat dekoratif, patung-patung yang melekat pada façade, dan lantai pertama yang dinaikkan. Gaya ini terlihat sangat mempertimbangkan fungsi ruang; merincikan kebutuhan pengguna dan menerapkan prinsip-prinsip sirkulasi untuk berfungsi secara praktis dan efisien pada masanya.

Rafi Mentari

1606842000

Bibliografi:

Fricker, Jonathan; Fricker, Donna; Duncan, Patricia. Louisiana Architecture: A Handbook on Styles. Lafayette, Louisiana: Center for Louisiana Studies, University of Southwestern Louisiana, 1998.

Draper, Joan. The Ecole des Beaux-Arts and the Architectural Profession in the United States: The Case of John Galen Howard. Dalam: The Architect: Chapters in the History of the Profession, Spiro Kostof, ed., Oxford University Press, NY 1977.

Drexler, Arthur; Richard Chafee. The Architecture of the École des beaux-arts.  New York : Museum of Modern Art; Cambridge, Mass. Distributed by MIT Press, 1977.