there’s something about geometry + architecture

March 18, 2011

Seniman: Bakat atau Belajar?

Dalam perkuliahan Geometry dan Arsitektur yang membahas tentang Golden Section muncul pertanyaan, apakah mereka (seniman, arsitek) telah mengetahui tentang Golden Section atau memang hanya sebuah kebetulan mereka membuat karya dan ditemukan Golden Section dalam karya mereka?

Atas pertanyaan ini saya membuat eksperimen dalam tugas essay pertama saya, yaitu mencari Golden Section dalam karya fotografi saya. Menariknya memang semua hal berbau “Golden” tersebut ada dalam foto – foto tersebut.

Dari hal ini muncul pertanyaan baru dalam diri saya, apakah semua itu memang sebatas kebetulan, atau saya berbakat dalam fotografi sehingga bisa membuat foto seperti itu?

*foto tidak disertai karena tidak bisa upload sendiri

Lalu apakah bakat itu?

Bakat adalah pola pikir, perasaan atau perilaku alami yang kita miliki.
Merupakan pembawaan sejak lahir. Pengembangan bakat dilakukan dengan pelatihan dalam keseharian.

Dalam teorinya mengenai multiple inteligences, Howard Gardner mengemukakan ada beragam bakat, yang disebut sebagai kecerdasan.

• Kecerdasan Linguistik
Kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif.
• Kecerdasan Logis-Matematis
Keterampilan mengolah angka dan/atau kemahiran menggunakan logika.
• Kecerdasan Spasial
Kecerdasan gambar dan visualisasi.
• Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Kecerdasan tubuh (atlet, penari, dll) termasuk kecerdasan tangan (montir, penjahit, dll).
• Kecerdasan Musikal
kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan akan irama atau sekedar menikmati musik.
• Kecerdasan Antarpribadi
Kemampuan memahami dan bekerja dengan orang lain.
• Kecerdasan Intrapribadi
Kemampuan mengetahui kelebihan dan kekurangan diri
• Kecerdasan Naturalis
Kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar.
• Kecerdasan Moral
Kemampuan untuk memiliki nilai-nilai & norma yang ada di masyarakat dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kehidupan sehari – hari kita sering menemukan orang – orang yang memiliki kecerdasan – kecerdasan tersebut bahkan sebelum mereka mempelajarinya.

Contoh pertama, kita pasti pernah melihat di televisi seorang anak kecil yang pandai bernyanyi dengan suara indah dan permainan nada yang baik. Padahal orang tuanya berkata bahwa anaknya itu hanya punya kebiasaan menyanyi tanpa pernah mempelajari not balok sekalipun.

Contoh kedua, kita juga pasti pernah melihat perlombaan menggambar dan mewarnai tingkat Taman Kanak – Kanak (TK). Ketika sang juara telah ditetapkan dan gambarnya diperlihatkan, kita juga akan berpendapat, “wah bagus sekali gambar anak itu, memang sudah bakat”. Mungkin orang yang sudah mempelajari tentang seni bisa mengatakan, pemilihan warnanya baik, komposisi gambar baik, pesan gambar juga tersampaikan. Yang jadi pertanyaan saya, apakah anak TK itu sudah mempelajari cara menggambar yang juga dipelajari oleh mahasiswa jurusan seni tingkat 1? Saya rasa tidak.

Meski tidak jelas apakah orang – orang seperti Le Corbusier atau Monet pernah mempelajari Golden Section sebelum mereka berkaya, tapi saya rasa mereka juga pasti punya bakat tersebut.

Dari kejadian – kejadian seperti ini, saya berpendapat bahwa bakat dimiliki oleh setiap orang dan untuk menjadi seorang profesional dalam bidang tertentu pun ada pengaruh dari bakat yang tentunya memang butuh belajar lebih mendalam untuk meningkatkan bakat tersebut menjadi keahlian.

sumber:

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081010030958AAg3Klw

2 Comments »

  1. menurut saya, bakat bukanlah faktor utama dalam menentukan jalan hidup seseorang, namun bakat hanya merupakan
    salah satu pendukung penting dalam menentukan kesuksesan seseorang. Belajar, itulah kata yang menurut saya pendukung utama dari sebuah kesuksesan. Seorang Le Corbusier pun pernah dikatakan “tidak” berhasil saat dia merancang Chandigarh, namun semua orang pun pernah terpana saat dia mengeluarkan “modular man”. Menurut saya Lecorbusier tak pernah berhenti ‘belajar’ dalam proses dia mendesain sesuatu.

    Comment by meiyogo89 — March 22, 2011 @ 13:37

  2. Berbicara soal bakat, saya pikir setiap orang pasti memiliki bakatnya masing – masing. Bakat memang berfungsi mengarahkan seseorang kepada peminatan yang dianggap lebih cocok untuk dirinya, namun banyak orang tidak terlalu menghiraukan apa bakat yang dimiliki, sebab seringkali segala sesuatu lahir dari ketertarikan terhadap sesuatu dan niat yang kuat, yang seperti kata Catur, “mau belajar”.

    dalam hal seni, saya rasa setiap orang memiliki bakat soal keindahan, hanya saja cara mereka menunjukkan estetika itu berbeda – beda. seni memang mengenai keindahan, namun seringkali mengenai makna di balik keindahan. sehingga akan ada cerita ketika ada pertanyaan “apa yang menurut anda indah?” atau pertanyaan “menurut anda ini bagus atau tidak”. tanpa kita sadari cara berpakaian dan mengupdate fashion, cara memotong rambut, cara menulis, semuanya memiliki unsur keindahan sendiri – sendiri yang menunjukkan bahwa seni tidak selalu dalam bentuk musik, gambar atau lukisan, atau hasil karya arsitektur.

    seringkali secara alami tanpa harus belajar kita sudah mengetahui apa – apa yang indah dari alam sekitar kita. secara umum kita bisa memandang alam ciptaan Tuhan itu indah, apakah setiap orang pernah diajarkan demikian? Mereka memiliki persepsi mengenai alam adikodrati yang bisa membuat mereka mengatakan sesuatu itu indah tanpa harus mempelajarinya. Pada intinya setiap orang sebenarnya sudah memiliki bakat soal estetika di dalam dirinya yang diekspresikan dengan berbagai cara, sebab ekspresi itu juga karya seni. dan, setiap orang memiliki kemampuan untuk mengekspresikan sesuatu. dengan demikian estetika memang bisa dikenali tanpa pelajaran khusus tentang estetika, namun bagi mereka yang ingin terjun ke bidang estetika dalam profesinya harus memiliki pengetahuan yang cukup soal “objektivitas” dari estetika, salah satunya mata kuliah geometri ini serta harus mempelajari teknik pengaplikasian estetika tersebut beserta “fungsi dan makna” yang terkandung dari sebuah estetika.

    Comment by klarapuspaindrawati — March 23, 2011 @ 03:55


RSS feed for comments on this post.

Leave a comment